REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan sekolah berasrama di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T) merupakan salah satu hal yang ingin dilakukan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy. Hal ini diungkapkannya mengingat adanya ketidakmerataan akses pendidikan di sejumlah daerah di seluruh tingkatan.
“Mulai dari SMP kalau perlu SD (dibangun sekolah berasrama) daripada mereka (siswa dan guru) harus pulang pergi nyebrang pulau,” ujar Muhadjir kepada wartawan di Kantin Itjen Kemendikbud, Jakarta, Kamis (28/7). Dengan cara ini, tidak hanya siswa yang diuntungkan tapi orang tua juga. Orang tua dapat berkunjung bahkan menginap di sekolah asrama tersebut nantinya.
Mengenai kapan realisasinya, Muhadjir menegaskan, ini baru hanya sekedar ide darinya. Dalam hal ini termasuk melihat anggaran yang tentu bisa mengeluarkan biaya besar. Sementara ihwal pemerataan guru, dia mengungkapkan, akan mempelajari peta secara rinci terlebih dahulu.
Sebelumnya, Muhadjir resmi dilantik mengganti Anies Baswedan sebagai Mendikbud, Kamis (27/7). Informasi penunjukannya sebagai Mendikbud oleh Presiden Joko Widodo pun baru diterima olehnya pada Selasa malam (26/7) sebelum pengumuman reshuffle keesokan harinya.