Jumat 29 Jul 2016 09:55 WIB

'Ingkar Sunah', Sudirman Said, dan Misteri Reshuffle Kabinet

Mantan Menteri ESDM Sudirman Said membawa foto dirinya di ruangannya di Kantor Kementerian ESDM di Jakarta, Rabu (27/7).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Mantan Menteri ESDM Sudirman Said membawa foto dirinya di ruangannya di Kantor Kementerian ESDM di Jakarta, Rabu (27/7).

REPUBLIKA.CO.ID -- Oleh: Eri Sudewo (Pendiri Dompet Duafa)

Saat Jokowi calonkan diri jadi presiden, saya bergumam: “Ah, samalah dengan yang lain. Pencitraan.” Saat Sudirman Said (SS) masuk dalam kabinet, saya sangat terkejut. Di Whatsapp (WA) konco-konco dekat, saya katakan: “Heubaaat Jokowi.”

Mengapa? Dengan masukkan SS ke dalam Kabinet Kerja, “ingkar sunah” namanya. “Lho, kenapa?” tanya seorang karib. Lain lubuk, lain ikannya. Ranah politisi, sebagian alergi integritas dan kredibilitas, sedang integritas SS sangat kredibel.

Di kampus STAN, SS pernah jabat ketua senat. Artinya, kepemimpinannya sudah terbukti. Terseleksi di salah satu kampus terbaik Indonesia.

Dalam suatu dialog, saya pernah tegaskan: “Bro, andai lulusan STAN beres karakternya, korupsi mudah diberantas tuh. Mereka dikirim ke seluruh negeri. Jadi garda terdepan di keuangan, cegah bocornya anggaran. Ini makna potong generasi sesungguhnya.”

Pertama saya kenal SS memang penuh kejutan. Anak muda ini dihargai. Dia ada di antara orang-orang seperti Erryriana Hardjapamekas, Kuntoro Mangkusubroto, dan Kemal Stambul. SS juga salah satu pendiri Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI).

Sebelum jadi ketua Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), ia benahi bisnis Subentra Grup. Saat jadi ketua IAI, namanya makin moncer. Sampai-sampai AAJ Corporation, perusahaan akuntan lokal ternama dunia, pun angkat topi tinggi-tinggi.

Suatu saat SS diangkat jadi ketua Badan ... (tak saya sebut). Tugasnya benahi bisnis di sebuah jajaran pemerintah. SK sudah keluar, tetapi namanya diganti lagi. Apa alasannya? “SS tak bisa kompromi,” kata sebuah sumber.

Di Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD & Nias, SS jadi sekretaris badan. Bersama Kuntoro Mangkusubroto, SS arsiteki kiprah BRR. Di sini integritas SS perlihatkan perbedaan kualitas jempolnya. Di BRR ini, pandangan SS pun didengar McKenzi, konsultan ternama dunia.

Usai BRR, SS sempat mampir ke Pertamina. Tak sampai enam bulan, dia dilengserkan. Dengar kabar, katanya dia tolak permintaan fasilitas beberapa anggota dewan yang terhormat. Entah benar-tidaknya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement