REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE --Dua peneliti perempuan dari Queensland Utarayang biasa dengan cuaca Townsville yang agak tropis akan mengunjungi Kutub Selatan (Antartika) untuk mempelajari perubahan iklim dan berjuang untuk kesetaraan gender di bidang sains.
Proyek bernama Homeward Bound melibatkan sekitar 70 orang ilmuwan perempuan dari berbagai dunia yang akan berlayar menuju kutub selatan untuk menjalani kamp bagi pelatihan kepemimpinan.
Ashton Gainsford, mahasiswa PhD ilmu biologi kelautan dari James Cook University dan Nicole Webster, ilmuwan peneliti utama di Institut Ilmu Kelautan Australia, telah terpilih di antara calon lain yang terdiri dari dokter medis, fisikawan, astronom dan mikrobiologi yang akan berpartisipasi dalam program ini.
"Kita semua terhubung melalui satu tujuan, meningkatkan profil dari ilmu pengetahuan iklim dan sekaligus memberdayakan wanita untuk menjadi pemimpin dan tetap berkecimpung di ilmu pengetahuan," ujar Gainsford.
Data statistik menunjukan perempuan memiliki tingkat partisipasi yang lebih rendah di seluruh bidang sains, teknologi, teknik dan matematika (STEM) di Australia.
Laporan tahun 2016 yang dilakukan oleh sebuah lembaga bernama Kantor Kepala Ilmuwan (Office of Chief Scientist) menemukan wanita berhasil hanya kurang dari seperlima warga Australia yang berhasil mendapat kualifikasi dalam STEM, dan pendapatan mereka juga lebih rendah dibandingkan ilmuwan pria.
"Perempuan mengisi setidaknya setengah dari angkatan kerja. Dan mereka lebih banyak lagi jumlahnya di bidang [tenaga kerja] yang paling dirugikan secara ekonomi dunia, yang akan menjadi orang-orang yang benar-benar terpengaruh oleh perubahan besar ini yang terjadi pada iklim dan dunia," kata Gainsford.