Jumat 29 Jul 2016 13:34 WIB

Presiden Erdogan Ingin Angkatan Bersenjata di Bawah Kendalinya

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menetapkan status darurat selama tiga bulan, Rabu (20/7), menyusul kudeta gagal pekan lalu.
Foto: Kayhan Ozer/Pool Photo via AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menetapkan status darurat selama tiga bulan, Rabu (20/7), menyusul kudeta gagal pekan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta seluruh angkatan bersenjata dan badan intelijen nasional negara itu berada di bawah kendali dirinya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk perbaikan sistem negara setelah terjadinya kudeta milter yang gagal.

Erdogan mengeluarkan permintaan itu setelah melakukan pertemuan selama lima jam dengan Dewan Agung Militer Turki. Pertemuan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Binali Yildirim ini juga menjadi ajang sekitar 1.700 anggota militer negara itu diberhentikan secara tidak hormat, karena diduga terlibat dalam upaya kudeta.

"Erdogan setuju keputusan dewan agar kepala angkatan bersenjata Hulusi Akar tetap berada dalam posisi. Namun, ada beberapa perubahan pada petinggi militer lainnya," ujar juru bicara Erdogan, Ibrahim Kalin, dilansir Reuters, Jumat (29/7).

Sebelumnya, Erdogan mengatakan militer Turki membutuhkan darah baru. Setidaknya 40 persen petinggi di dalamnya akan digantikan.