REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Naiknya kasus baru HIV dan AIDS di selatan Kabupaten Sukabumi mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.
Dari data KPA menyebutkan, jumlah kasus baru HIV dan AIDS selama Januari hingga akhir Juli 2016 mencapai sebanyak 57 kasus. Salah satu daerah di selatan Sukabumi yakni Kecamatan Surade tercatat paling tinggi kasus HIV yakni sebanyak delapan kasus. Sementara daerah selatan lainnya, yakni Ciracap dan Ciemas terdata sebanyak satu kasus.
"Peningkatan kasus menjadi konsentrasi dan pencermatan pemkab," ujar Bupati Sukabumi sekaligus Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Sukabumi Marwan Hamami kepada wartawan Jumat (29/7).
Pernyataan ini disampaikan selepas menghadiri rapat koordinasi penyusunan rencana strategis penanganan HIV dan AIDS di Sekretariat KPA Sukabumi.
Menurut Marwan, naiknya kasus HIV di selatan Sukabumi di luar perkiraan pemerintah. Oleh karena itu KPA akan melakukan penelusuran terkait faktor-faktor penyebab terjadinya kenaikan.
Berdasarkan informasi awal peningkatan kasus di selatan salah satunya akibat faktor perpindahan penduduk. Di mana, ada sejumlah warga yang pindah ke Sukabumi dari daerah lain dan ketika di tes positif HIV.
Penyebab lainnya berhubungan dengan daerah selatan yang terkenal dengan kawasan wisata. Contohnya keberadaan ‘pasar monyet; atau losmen-losmen tidak jelas yang rawan menjadi kawasan prostitusi di selatan Sukabumi. Daerah tersebut rawan menjadi penyebab penyebaran HIV melalui transmisi seksual.
Sehingga kata Marwan, pemkab akan segera menertibkan kawasan tersebut dengan cara persuasif.