Jumat 29 Jul 2016 14:27 WIB

Angka Pernikahan Dini di Kabupaten Malang Masih Tinggi

Rep: Christiyaningsih/ Red: Teguh Firmansyah
Pernikahan dini (Ilustrasi).
Foto: IST
Pernikahan dini (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Angka pernikahan dini di Kabupaten Malang dari tahun ke tahun masih tinggi. Berdasarkan data Badan Keluarga Berencana Kabupaten Malang, perempuan yang menikah saat belum genap berusia 20 tahun rata-rata mencapai 32 persen dari total pernikahan setiap tahunnya.

Pada 2014, dari 24.602 pernikahan 7.732 di antaranya melibatkan perempuan berusia di bawah 20 tahun. Tahun berikutnya, dari 23.578 pernikahan terdapat 7.809 wanita. Sedangkan pada semester pertama tahun ini tercatat 4.274 perempuan di bawah 20 tahun dari total 13.217 pernikahan.

Kecamatan Pakis dan Dampit menempati posisi teratas dalam menyumbang angka pernikahan dini. Sekretaris Badan Keluarga Berencana Kabupaten Malang, Nono Ratnadie menyebut pola pikir masyarakat perdesaan masih tradisional. Faktor inilah yang menjadi pemicu maraknya pernikahan dini.

"Perempuan yang sudah lulus sekolah, walaupun baru lulus SMP, biasanya memilih menikah atau dinikahkan oleh orang tuanya," katanya pada Jumat (29/7) di Malang.

Selain itu, masyarakat masih beranggapan bahwa menolak lamaran adalah hal yang tabu. "Mitos yang diyakini jika menolak lamaran besok akan sulit mendapat jodoh," ujarnya. Oleh karena itu, para orang tua yang memiliki anak gadis akan segera menikahkan tatkala datang lamaran meski sang anak masih remaja.

Baca juga, Indonesia Masih Dihantui Pernikahan Dini.

Nono mengatakan sosialisasi mengenai risiko pernikahan dini menjadi bagian dari tugas Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB). Namun kurangnya tenaga penyuluh menyebabkan belum seluruh masyarakat Kabupaten Malang teredukasi dengan baik. Jumlah PLKB yang tercatat 109 orang tidak memadai jika dibandingkan luas wilayah yang meliputi 390 desa.

"Idealnya satu penyuluh bertanggung jawab di dua desa, tapi kondisi saat ini tidak memungkinkan sehingga mereka harus mengampu tiga hingga empat desa," tandas Nono.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement