Jumat 29 Jul 2016 16:12 WIB

Sekolah Pribadi Bandung Klaim Putus Kerja Sama dengan Turki Sejak 2014

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Bilal Ramadhan
Sekolah Pribadi Billingual Boarding School di Bandung.
Foto: Republika/Zuli Istiqomah
Sekolah Pribadi Billingual Boarding School di Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pribadi Bilingual School Kota Bandung menjadi salah satu sekolah yang dianggap berkaitan dengan organisasi ulama Fethullah Gulen yang gagal mengkudeta Turki beberapa waktu lalu.

Kepala Sekolah SMP dan SMA Pribadi Bilingual School, Ahmad Fauzi membantah kabar keterkaitan sekolahnya dengan Gulen. Pasalnya, yayasan yang membawahinya sudah tidak lagi berhubungan dengan Turki. Ahmad Fauzi mengakui pernah bekerjasama dengan sejumlah pihak di Turki. Namun sejak 2014 tidak lagi menjalin hubungan karena telah putus kerjasama.

"Kalau dibilang kaitannya sudah tidak ada. Karena sekarang kita di bawah yayasan pribadi bandung. Mou dengan Turki sudah selesai sejak 2014 lalu," kata Fauzi saat ditemui di Pribadi Bilingual School di Jalan PH Mustofa, Kota Bandung, Jumat (29/7).

Menurutnya, pemutusan hubungan kerjasama antara sekolah yang berdiri sejak tahun 2002 silam dengan Turki dikarenakan telah beralih menjadi yayasan pribadi sejak tahun 2014. Seiring dengan pergantian pengelola yayasan itu, secara otomatis hubungan dengan negara Turki sudah selesai.

Pihaknya juga membantah adanya penanaman paham radikalisme dalam proses belajar mengajar di sekolahnya. Seperti dugaan yang dikeluarkan Kedutaan Besar Turki. "Kalau tudingan teroris itu kami tolak dan kami tidak benarkan. Yang diajarkan kami itu bidang akademis, nasionalisme itu ke bangsa kita. Membangun rasa toleransi yang tinggi karena siswanya tidak hanya satu agama saja," ujarnya.

Ia menegaskan selama beroperasi di Kota Bandung pihaknya juga bekerjasama dengan berbagai lembaga pendidikan resmi di Indonesia. Sehingga, segala kegiatan pendidikan dan kurikulum yang berjalan juga diketahui pemerintah. Imbauan penutupan oleh Kedubes Turki untuk Indonesia dinilai sangat tidak mendasar. Tentunya akan merugikan banyak pihak.

Fauzi memyebutkan sekolahnya belum menerima surat edaran terkait penutupan sekolah-sekolah yang dianggap berkaitan dengan jaringan teroris tersebut. Meski demikian ia menegaskan penutupan sekolah Pribadi tidak bisa dilakukan tanpa dasar yang kuat.

"Kita di bawah Yayasan Pribadi Bandung. Yayasan dari orang Indonesia. Kita juga berhibungan baik dengan pemerintah jadi sangat tidak mungkin ada pemutupan," tuturnya.

Sebelumnya Kedutaan Besar Turki telah mengeluarkan rilis yang meminta Pemerintah RI melakukan penutupan sekolah-sekolah terkait dengan jaringan Organisasi Teroris Fethullah (FETO). FETO merupakan sebutan Pemerintah Turki untuk para pengikut Fethullah Gulen, seorang ulama yang disebut-sebut Presiden Recep Tayyip Erdogan sebagai dalang aksi percobaan kudeta militer yang terjadi di Turki, beberapa waktu lalu.

Dalam rilis tersebut ada 9 sekolah yang diduga terkait dengan jaringan Gulen, di antaranya Pribadi Bilingual Boarding School, Depok, Pribadi Bilingual Boarding School, Bandung, Kharisma Bangsa Bilingual School, Tangerang Selatan, Semesta Bangsa Bilingual Boarding School, Semarang, Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School, Yogyakarta, Sragen Bilingual Boarding School, Sragen, Fatih Boy's Shool, Aceh, Fatih Girl's School, Aceh, Banua Bilingual Boarding School, Kalimantan Selatan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement