Jumat 29 Jul 2016 18:34 WIB

Jokowi Minta Menteri Archandra Wujudkan Kedaulatan Energi

Menteri ESDM Archandra Tahar
Foto: Antara/ Widodo S. Jusuf
Menteri ESDM Archandra Tahar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar mengatakan Presiden Joko Widodo berpesan kepadanya agar Indonesia dapat mencapai kedaulatan energi dalam waktu tidak terlalu lama.

"Kedaulatan energi itu berkaitan dengan bagaimana dalam saat krisis tetap mampu menjaga kebutuhan energinya," katanya, Jumat (29/7).

Menurut Menteri yang akrab disapa Candra itu, dalam beberapa tahun ke depan, pemerintah akan menambah pasokan energi untuk mencapai kedaulatan energi sesuai program Nawacita tersebut. Pria bergelar Phd bidang anjungan lepas pantai (offshore) itu mengatakan mempunyai jajaran yang kompeten dan akan membantu mencapai kedaulatan energi tersebut.

Candra menambahkan kebijakan yang akan diambil berdasar pada tiga hal. Pertama, seluruh sumber daya alam harus sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Kedua, kedaulatan energi diupayakan melalui peningkatan pasokan. Ketiga adalah menjamin kepastian hukum kepada investor, sehingga tercipta kemakmuran rakyat.

"Jadi, pilar kebijakan ada pada tiga itu," ujarnya.

Candra juga mengatakan akan mengamankan program pembangunan pembangkit listrik berdaya 35.000 MW.

"Kendala dengan kementerian lain akan dicari solusinya dalam waktu singkat," katanya.

Terkait Blok Masela, ia mengatakan, meski mempunyai latar belakang offshore, namun ia akan menjalankan kebijakan Presiden yang sudah memutuskan skema darat (onshore).

"Saya sebagai pembantu Presiden akan menjalankan amanat agar masela dikembangkan dengan pilihan LNG plant ada di onshore," ujar pemilik tiga paten terkait offshore tersebut.

Mulai pekan depan, lanjut Candra, pihaknya akan bertemu dengan pemangku kepentingan sektor ESDM.

"Saya akan tanya satu per satu, apa yang bisa dibantu sesuai kewenangan kami. Apabila kewenangan Kementerian ESDM tidak cukup menyelesaikan, maka saya akan diskusi dengan Presiden untuk mencari solusi agar program berjalan dengan baik," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement