Jumat 29 Jul 2016 21:08 WIB

Uang Kuno Masih Jadi Incaran

Uang kuno. Ilustrasi
Foto: Antara
Uang kuno. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Uang kuno yang dijual di Pasar Seni Kota Lama Semarang masih menjadi incaran masyarakat, khususnya kolektor yang ingin mengoleksi barang bersejarah tersebut.

"Banyak orang masih mengincar uang kuno yang terdiri atas koin dan kertas. Biasanya mereka gunakan sebagai uang mahar pernikahan, koleksi pribadi, atau dijual lagi dengan harga yang lebih tinggi," kata Ketua Paguyuban Pedagang Barang Seni (Padangrani) Kota Lama Teguh Gunawan di Semarang, Jumat (29/7).

Uang koin kuno yang memiliki bentuk kotak di tengahnya, misalnya, masih digunakan untuk prosesi pemakaman orang Tiongkok dengan cara diletakkan di atas peti mati.

Para pembeli pun berasal dari kalangan pelajar, orang biasa, hingga kolektor barang kuno. "Uang yang dijual di sini berkisar dari harga Rp 10 ribu hingga Rp 200 ribu. Ada yang dijual satuan maupun satu set," ucapnya seraya menunjukkan koleksi uang yang dibungkus oleh plastik.

Harga uang kuno tersebut, lanjut dia, telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dan ada di dalam buku yang berisi tentang hal tersebut.

Harga jual, kata dia, dilihat dari kualitas uang mulai dari yang jelek hingga masih dalam kondisi yang bagus.

"Harga jual termurah sebesar Rp 400 ribu, sedangkan yang paling mahal Rp 80 juta. Kolektor yang membeli dapat menjual lagi dengan harga yang diinginkan," katanya.

Ia menambahkan bahwa harga uang naik setiap 5 tahun sekali menurut standar Bank Indonesia. Apabila dijual lagi, dapat mencapai lebih dari 50 persen.

"Saya telah mengumpulkan uang kuno ini sejak 17 tahun yang lalu dan selalu mengikuti perkembangannya dari dahulu hingga sekarang. Banyak orang meremehkan saya bahwa mengoleksi uang tidak dapat menghasilkan keuntungan," katanya.

Berawal dari mengoleksi uang kuno, dia memulai usaha tersebut. Orang-orang tidak tahu bahwa dari sinilah dia dapat menghasilkan keuntungan. "Dahulu saya menjual 10 lembar uang kepada kolektor. Saya bisa mendapatkan keuntungan sebesar Rp 2,5 juta per hari," katanya.

Pada kesempatan itu, dia menjelaskan cara merawat uang agar awet, antara lain, dengan menyampulnya supaya rayap tidak bisa masuk. Ia menekankan, "Uang tidak boleh dilaminating karena akan merusaknya sehingga tidak mempunyai nilai jual."

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement