REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Sejumlah pedagang buku bekas di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengaku penjualan buku pelajaran bekas meningkat selama dua pekan terakhir seiring dimulainya tahun ajaran baru 2016-2017.
"Peningkatannya mencapai 50-200 persen per harinya," kata Watini, salah seorang pedagang bekas di jalan KH Agus Salim, Kota Tulungagung, Jumat (29/7).
Ia mengatakan, kebanyakan pembeli yang datang adalah anak usia sekolah mulai dari SD, SMP hingga SMA. Kebanyakan membeli borongan sesuai kebutuhan buku panduan mata pelajaran di sekolah. "Sehari omzet kami saat tahun ajaran baru seperti sekarang rata-rata sekitar Rp 5 juta. Nominalnya fluktuatif sekitar itu," ujarnya.
Wati mengatakan, mayoritas buku sekolah yang disediakan adalah yang memuat kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Wati dan beberapa pedagang buku bekas lain mengaku menjual buku pelajaran buku-buku bekas itu dengan harga murah, yakni di kisaran Rp5 ribu hingga Rp30 ribu per eksemplar.
"Bergantung ketebalan dan kondisi bukunya. Kalau masih bagus dan tebal bisa sampai Rp25 ribu per eksemplar," kata Bambang, pedagang buku bekas lain.
Ia mengklaim harga buku pelajaran bekas dijual lebih murah sekitar 30-60 persen. Pedagang juga melayani barter atau pembelian dengan sistem tukar-tambah buku bekas.
"Beli buku bekas di sini karena lebih murah. Belinya banyak jadi bisa hemat," kata Deni, pelajar SD di Tulungagung saat belanja buku bekas dengan temannya.