Sabtu 30 Jul 2016 00:41 WIB

Anies Baswedan 'Jatuh' karena KIP Mandek?

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Andi Nur Aminah
Anies Baswedan (ilustrasi)
Foto: Republika/ Rendra Purnama
Anies Baswedan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji mengatakan, penyebab jatuhnya Anies Baswedan dari kursi Menteri Pendidikan dan kebudayaan (Mendikbud) itu karena Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang mandek.

"Padahal KIP merupakan janji politik presiden terpilih yang harus dipenuhi. Mari dilihat KIP ada gaungnya tidak," katanya, Jumat, (29/7).

Dia mengatakan di Kemendikbud sebenarnya ada data siswa yaitu Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Namun ini hanya data siswa biasa yang tak spesifik. "Di Dapodik tak ada keterangan apakah siswa itu miskin atau mampu. Masalahnya tak ada data siswa miskin sehingga Anies sangat berhati-hati dalam mengeluarkan KIP sebab takut salah sasaran," ujar Indra.

Padahal Jokowi ingin KIP ini tersebar di seluruh Indonesia. Menurutna KIP tak bisa berjalan sesuai keinginan Jokowi sehingga mungkin itu sebabnya Anies digeser. "Dibandingkan dengan Kartu Indonesia Sehat (KIS), KIP dinilai mandeg. Sedangkan KIS dinilai berjalan cukup baik, bahkan ada yang sampai dipalsukan segala dengan adanya BPJS Kesehatan Palsu," terangnya.

KIP mandeg, tak ada gaungnyan padahal sudah berjalan selama 20 bulan. Jokowi ingin KIP bisa berjalan sesuai dengan keinginannya karena untuk memenuhi janji kampanye dulu.

Terkait dengan adanya tudingan Anies digeser karena tak punya backing parpol atau ormas yang kuat, Indra menolak pendapat itu. "Saya rasa tidak ada urusannya dengan Anies tak memiliki parpol atau ormas. Sebab Anies banyak pengikutnya, bahkan Najwa Shihab saja ngefans sama dia," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement