REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ekonomi AS tumbuh sebesar 1,2 persen pada kuartal kedua tahun ini (year on year). Perolehan ini lebih rendah daripada ekspektasi pasar. Sebelumnya, pasar bereskpektasi ekonomi AS di kuatal kedua tumbuh lebih dari 2,0 persen.
Departemen Perdagangan mengatakan Produk domestik bruto (PDB) naik pada tingkat tahunan 1,2 persen setelah kenaikan 0,8 persen pada kuartal pertama. Perusahaan-perusahaan memangkas kembali investasi mereka dan mengurangi persediaan di tengah ketidakpastian, sementara belanja konsumen tetap kuat.
Belanja konsumen berkontribusi lebih dari dua-pertiga dari output ekonomi, tumbuh pada tingkat 4,2 persen, pertumbuhan tercepat sejak akhir 2014. Belanja konsumen menyumbang 2,83 persentase poin terhadap pertumbuhan PDB di kuartal ini. Namun, perusahaan-perusahaan berhati-hati dengan investasi mereka, yang menyeret ekonomi turun. Investasi domestik swasta bruto turun 9,7 persen di kuartal kedua, mengurangi 1,68 persentase poin dari pertumbuhan PDB.
Departemen Perdagangan merevisi turun pertumbuhan kuartal pertama menjadi 0,8 persen dari perkiraan sebelumnya sebesar 1,1 persen. Indeks harga untuk pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), indikator inflasi yang disukai Federal Reserve, meningkat 1,9 persen pada kuartal kedua, dibandingkan dengan pertumbuhan 0,3 persen pada kuartal pertama.
Bank sentral The Fed mempertahankan suku bunga federal fund tidak berubah pekan ini, mengatakan risiko-risiko jangka pendek untuk prospek ekonomi telah berkurang. Banyak analis percaya bahwa ini mungkin menunjukkan bahwa kondisi-kondisi semakin menguntungkan untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut di waktu mendatang. Namun laporan pertumbuhan lesu yang dirilis Jumat bisa menjadi perhatian bagi para pejabat Fed tentang apakah ekonomi bisa menyerap kenaikan suku bunga lebih lanjut.