Sabtu 30 Jul 2016 12:53 WIB

Politikus Gerindra: Teganya Ahok, Sudah Kumpulkan 1 Juta KTP Dibuang Gitu Aja

Rep: Fauzih Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
Gubernur DKI Jakarta sekaligus Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama(tengah) bersama Teman Ahok dan perwakilan pendukung dari partai politik berfoto saat acara Halal Bihalal bersama Teman Ahok di Posko Teman Ahok, Jakarta, Rabu (27/7).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Gubernur DKI Jakarta sekaligus Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama(tengah) bersama Teman Ahok dan perwakilan pendukung dari partai politik berfoto saat acara Halal Bihalal bersama Teman Ahok di Posko Teman Ahok, Jakarta, Rabu (27/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Keputusan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang memilih jalur partai politik sebagai kendaraan menuju kursi DKI satu memicu pro dan kontra. Pasalnya, Ahok sebelumnya menggembor-gemborkan maju melalui jalur calon perseorangan.

Anggota DPRD DKI Fraksi Gerindra, Syarif menilai keputusan itu menunjukkan ketidakkonsistenan Ahok. Padahal kata dia, relawan yang selalu di belakang Ahok telah mengumpulkan satu juta KTP untuk pencalonan Ahok tersebut.

"Ya kalau tanya itu, kita sampaikan teganya, teganya, teganya, sudah terkumpul satu juta KTP, sekarang dibuang gitu saja," ujar Syarif dalam diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (30/7).

Namun ia mengaku tidak kaget dengan ketidakkonsistenan Ahok tersebut. Pasalnya, Ahok memang kerap loncat dari partai ke partai selama berkarir di partai politik. "Saya tidak kaget karena wataknya Ahok gitu, loncat sana-sini. Ini bukan sakit hati, kalau sakit hati namanya mutung," ujarnya.

Karenanya, Ketua Tim Penjaringan Calon Gubernur DKI Jakarta dari Partai Gerindra itu menilai Ahok gagal memberi pendidikan politik masyarakat karena tidak konsisten. "Ahok gagal memberikan pendidikan politik yang baik bagi negeri ini," ujar Syarif.

Baca juga,  Akhirnya Ahok Pilih Maju Lewat Partai Politik.

Selain itu, ia juga menyesalkan pendukung Ahok yang menilai langkah itu sebagai hal yang wajar. Menurut dia, seperti halnya Ahok, relawan Ahok tidak konsisten dengan tujuan awal yakni mendukung maju melalui jalur perseorangan. "Kan katanya mau independen, nggak dicampuri Parpol, lalu dukung Ahok, tapi kini maju lewat Parpol, tetep mendukung, relawan ini pelopor atau malah cuma follower Ahok," ungkapnya.

‎Juru Bicara Komunitas Pendukung Ahok (Kompak), Tsamara Amany mengatakan pihaknya tetap mendukung Ahok, meski Ahok lebih memilih jalur parpol. Ia beralasan, bagi ia dan teman relawan Ahok yang terpenting majunya kembali Ahok sebagai calon Gubernur.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement