Sabtu 30 Jul 2016 14:18 WIB

PDIP dan Gerindra Berpeluang Berkoalisi di DKI Jakarta

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
 Calon Gubernur DKI dari Partai Gerindra Sandiaga Uno (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Calon Gubernur DKI dari Partai Gerindra Sandiaga Uno (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu membuka peluang partainya berkoalisi dengan Partai Gerindra di Pilkada DKI Jakarta 2017. Ia mengatakan, meski Gerindra saat ini sudah menyatakan akan mengusung Sandiaga Uno menuju DKI satu, namun peluang koalisi tersebut masih sangat terbuka.

"Politik kan dinamis, apa saja mungkin dalam politik, tidak ada yang tidak mungkin," ujar Masinton dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (30/7).

Namun menurutnya, PDIP saat ini terus intens berkomunikasi dengan sejumlah partai politik, tidak hanya dengan Gerindra. Sehingga kemungkinan berkoalisi dengan partai lain juga masih terbuka. "Tawaran ke PDIP itu banyak, enggak hanya Gerindra, tapi juga dari yang lain-lain, nah tawaran itu kami pertimbangan semua dan kami sesuaikan dengan platform PDIP dan harapan warga Jakarta," ujar Anggota Komisi III DPR RI tersebut.

Masinton mengatakan, partainya enggan terburu-buru memutuskan untuk mendukung calon yang akan diusung di Pilkada DKI 2017. Lantaran itu, partainya saat ini tengah mempertimbangkan betul-betul sosok tersebut. "Biarkan kami berkhidmat untuk menyerap aspirasi warga Jakarta, kami ini cari sosok untuk kepemimpinan yang demokratis, tidak antikritik," ujarnya.

Baca juga, Akhirnya Ahok Pilih Maju Lewat Partai Politik.

Apalagi PDIP sendiri kata Masinton, sudah mengantongi enam nama kandidat. Namun saat ini nama tersebut tengah dipertimbangkan partainya. "Nama-namanya di kantong ibu Mega, tinggal tunggu waktunya, jangan diburu-buru atau dirayu-rayu," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement