Sabtu 30 Jul 2016 15:48 WIB

Polisi Imbau Warga Tanjungbalai tak Termakan Isu SARA

Rep: Issha Harruma/ Red: Teguh Firmansyah
Aparat kepolisian saat pagelaran apel siaga.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Aparat kepolisian saat pagelaran apel siaga.

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGBALAI -- Masyarakat diimbau tidak terprovokasi terkait kerusuhan yang terjadi di Tanjungbalai, Sumut. Dalam kejadian tersebut, sejumlah rumah ibadah dibakar oleh massa yang tersinggung dan tersulut emosi.

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Rina Sari Ginting mengatakan, ratusan personel kepolisian dibantu prajurit TNI telah melakukan pengamanan di sejumlah titik. "Situasi di Tanjung balai sudah kondusif. Diimbau kepada masyarakat Sumatra Utara agar tetap tenang, jangan mudah terprovokasi oleh isu-isu dan informasi yang belum jelas kebenarannya," kata Rina, Sabtu (30/7).

Rina menyebutkan, sebanyak 200 personel Polres Tanjung Balai, 100 personel Polres Asahan, 60 personel Brimob Subden 3B Tebing Tinggi, 30 personel Polres Batubara, 75 personel Brimob Tebing Tinggi telah melakukan pengamanan. Mereka dibantu prajurit Kodim 0208/Asahan dan Lanal Tanjung Balai.

Selain melakukan pengamanan, pihak kepolisian pun telah melakukan pertemuan dengan sejumlah pimpinan etnis, kementerian agama dan FKPD untuk membahas kerusuhan ini. "Polri beserta TNI dan instansi terkait didukung oleh masyarakat siap untuk menjaga kondusifitas Sumut," ujar Rina.

Baca juga, Situasi di Tanjungbalai Sudah Tenang.

Sebelumnya, kerusuhan yang dipicu persoalan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) terjadi di kota Tanjungbalai, Sumut, Jumat (29/7) pukul 23.30 WIB. Akibat kejadian itu, sejumlah wihara rusak akibat amukan massa.

Menurut polisi, kerusuhan tersebut dipicu adanya keberatan dari seorang warga etnis Tionghoa atas volume adzan yang dikumandangan di salah satu masjid. Nada bicara perempuan berinisial M tersebut saat menegur dinilai kasar dan menyinggung jamaah di dalam masjid.

Informasi itu pun cepat menyebar dan memancing emosi warga. Kericuhan berbau SARA tak terhindarkan. Sejumlah tempat beribadah umat Buddha pun dibakar massa yang emosi. 

"Terdapat tujuh orang yang diamankan karena melakukan penjarahan pada saat terjadinya aksi anarkis. Sementara pemicu aksi massa, M dan keluarganya masih diamankan di Polres. Tidak ada korban luka," kata Rina.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement