REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Jaksa penuntut Turki menyebut badan intelijen AS (CIA) dan Biro Federal Amerika (FBI) memberikan pelatihan terhadap pengikut Fethullah Gulen. Otoritas Ankara menegaskan, Gulen berada di balik kudeta gagal pada 15 Juli lalu.
Seperti dikutip RT, dakwaan ini disiapakan Kantor Kejasaan Publik Edime dan diterima oleh pengadilan tingkat dua atas kasus 43 tersangka kudeta.
"CIA dan FBI memberikan pelatihan kepada kader yang dibesarkan di pusat kebudayaan milik pergerakan Gulen. Operasi yang dilakukan oleh jaksa dan pejabat keamanan pada 17 Desember lalu bisa dijadikan contoh," tulis dokumen mengacu pada penyelidikan kasus korupsi yang menargetkan pejabat pemerintahan pada 17 Desember hingga 25 Desember.
Baca juga, Kudeta Militer Turki Terkoordinasi Baik dan Hampir Berhasil.
Saat itu, Erdogan masih menjabat perdana menteri. Erdogan menyebut penyelidikan itu sebagai bagian dari upaya kudeta. Menurut dokumen kudeta bertujuan untuk melemahkan pemerintah dan semua institusinya.
"Mereka yang berada dalam gerakan Gulen di kehakiman maupun institusi keamanan serta telah memperoleh pelatihan mengambil tugas ini dan melaksanakan tindakan."
Sebelum Erdogan juga mengatakan kepala intelijen AS berada di sisi pemberontak. Turki telah meminta secara resmi agar AS bisa mengekstradisi Gulen. Namun permintaan itu belum disetujui Paman Sam.