Sabtu 30 Jul 2016 19:20 WIB

Kapolri Minta Masyarakat Sumut tidak Terprovokasi Isu Negatif di Medsos

Rep: Issha Harruma/ Red: Israr Itah
Kapolri Jenderal Tito Karnavian
Foto: ANTARA FOTO/Basri Marzuki
Kapolri Jenderal Tito Karnavian

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kerukunan dan kekompakan antarumat beragama di Sumatra Utara (Sumut) yang selama ini sudah terjaga dengan baik.

Ini disampaikannya terkait kerusuhan di Tanjungbalai, Sumut yang terjadi, Jumat (29/7) malam hingga Sabtu (30/7) dini hari. Tito pun meminta masyarakat untuk mewaspadai dan tidak terpancing dengan isu-isu yang dapat memperkeruh keadaan.

"Masyarakat jangan sampai terprovokasi isu-isu negatif terutama yang beredar melalui media sosial (medsos)," kata Tito di Mapolda Sumut, Sabtu.

Mantan Kapolda Metro Jaya itu mengatakan, pihaknya juga menemukan indikasi adanya isu-isu provokatif di medsos terkait insiden yang terjadi di Tanjungbalai tadi malam. Konten provokatif ini disebarkan oleh orang-orang yang diduga memanfaatkan kesempatan dan ingin memperkeruh situasi.

"Ada macam-macam gambar (di medsos) itu jangan sampai terpengaruh. Situasi di Sumut sudah tenang. Yang di Tanjungbalai sudah ditangani juga, sudah dilokalisasi. Tidak ada masalah," ujar Tito.

Ia pun menegaskan, kepolisian akan mengusut orang yang melakukan tindakan provokatif tersebut. "Nanti akan kita cari kalau memang ada yang mengirimkan ke media sosial yang berbau provokatif," kata dia.

Sebelumnya, kerusuhan yang dipicu persoalan suku, agama, ras, dan antargolongan terjadi di kota Tanjungblai, Sumut, Jumat (29/7) pukul 23.30 WIB. Akibat kejadian itu, sejumlah vihara dan klenteng serta sejumlah kendaraan rusak akibat amukan massa.

Menurut polisi, kerusuhan tersebut dipicu adanya keberatan dari seorang warga etnis Tionghoa atas volume adzan yang dikumandangan di salah satu masjid di Jalan Karya, Tanjung Balai. Nada bicara perempuan berinisial M tersebut saat menegur dinilai kasar dan menyinggung jamaah di dalam masjid.

Informasi itu pun cepat menyebar dan memancing emosi warga. Kericuhan berbau SARA tak terhindarkan. Sejumlah tempat beribadah umat Buddha pun dibakar massa yang emosi.

"Terdapat tujuh orang yang diamankan karena melakukan penjarahan pada saat terjadinya aksi anarkis. Sementara pemicu aksi massa, M dan keluarganya masih diamankan di Polres. Tidak ada korban luka," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Rina Sari Ginting. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement