REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Koordinator Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Lebak, Banten, Lili Suheli menganjurkan Wisatawan tidak berenang di Pantai Sawarna, Kecamatan Bayah, karena rawan kecelakaan.
"Kami mencatat 26 wisatawan tewas pada kurun empat tahun terakhir," kata Suheli, di Lebak, Sabtu (30/7).
Pantai Sawarna sangat berbahaya sebab berhadapan langsung dengan Samudra Hindia. Selain gelombang tinggi, angin juga kencang, terutama pada musim angin barat. Pihaknya selalu mewaspadai ancaman kecelakaan laut agar para wisatawan yang mengunjungi Pantai Sawarna tidak menjadi korban jiwa.
Menurut dia, tingginya kecelakaan laut tersebut akibat minimnya sarana dan prasarana penyelamat juga tidak adanya life guard atau petugas penjaga keamanan pantai.
Keberadaan sukarelawan "life guard" diperlukan untuk menangani wisatawan terseret gelombang, dan sejak dua tahun terakhir berhasil memperkecil angka kecelakaan laut di Pantai Sawarna dapat diminimalisasi dengan terbentuknya relawan live guard tersebut.
Selain itu juga pengelola Pantai Wisata memberikan jaminan asuransi kecelakaan. Pemerintah daerah juga terus membenahi infrastuktur dengan melakukan pembangunan penataan pantai agar wisatawan merasa aman dan nyaman.
"Kami tetap mengingatkan wisatawan agar tidak berenang di sekitar Pantai Sawarna," katanya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBBD) Kabupaten Lebak telah memasang peringatan larangan pengunjung wisatawan berenang di Pantai Sawarna. Larangan tersebut untuk mencegah korban jiwa akibat terseret gelombang tinggi.
Apalagi, selama beberapa hari ke depan ketinggian gelombang pesisir pantai Lebak antara 1,5-3 meter. "Gelombang setinggi itu membahayakan wisatawan yang berenang di Pantai Sawarna," katanya.