REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Kiai Haji Mas Subadar meninggal dunia pada usia 74 tahun pada Sabtu malam di kediamannya, Pasuruan, Jawa Timur.
"Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya KH Mas Subadar, Rais Syuriyah PBNU," demikian surat instruksi dari PBNU yang ditandatangani oleh Ketua Umum, KH Said Aqil Siroj, Sabtu (30/7).
Berkaitan dengan kabar duka tersebut, PBNU menginstruksikan kepada seluruh pengurus wilayah dan cabang Nahdlatul Ulama agar menyelenggarakan shalat ghaib untuk mendoakan almarhum. Menurut keterangan laman resmi NU, almarhum yang juga merupakan pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum di Pasuruan itu adalah tokoh yang sering ditunjuk sebagai juru bicara para kiai karena dikenal mempunyai tutur kata halus dan argumentatif.
KH Mas Subadar sudah menjadi anak yatim pada usia tiga bulan dan belajar mengaji ilmu lainnya di Pesantren Lirboyo, Kediri. Pada usia 25 tahun, namanya sudah mulai dikenal di kalangan pengurus petinggi NU saat menjabat sebagai ketua Gerakan Pemuda Anshor di tempat kelahirannya. Setelah sempat tidak aktif beberapa tahun, KH Mas Subadar terpilih menjadi Rois Syuriyah NU Cabang Pasuran pada 1980 yang kemudian diteruskan menjadi Wakil Rais Syuriyah NU Jawa Timur.