Ramon Magsaysay Untuk Dompet Duafa
(Eri Sudewo, Pendiri Dompet Duafa)
Bada Shubuh saya dapat berita “DD dapat Ramon Magsaysay Award tahun 2016”. Berita merebak. Tak sampai pk 10 saya sudah diwawancara media.
Duuuh bukan lagi senang, rasa bangga nyaris ledakin ubun-ubun. Dalam rangka cari-cari pujian, entah berapa kali berita itu saya tebar kemanapun. Kalau bisa semua orang musti tahu teriakan saya: “Guaaaa heubaaat!”.
Tak sampai lima menit yang diharap tiba. Hanphone saya diserbu pujian dan acungan jempol. Aiiih, nikmatnya dipuja puji. Rasanya hidup makin bergairah.
Tapi uuughhh, tunggu dulu. Hati saya berdegup. Ada satu pesan beda. Alih2 pujian, rasanya malah tertampar-tampar.
“Kena elo, Bro”, nafsu saya menyindir.
“Mas, senang boleh, bangga jangan. Senang dapat sesuatu wajar. Tapi bangga pada diri sendiri, waspadalah. Tahu gak beda antara senang dengan bangga?” Tanyanya di WA.
“Senang itu positif. Asal jangan berlebih2an dengan teriak2 atau pesta pora. Sedang sekecil apapun bangga pada diri sendiri, ujub namanya. Anda kan tahu itu ‘sirik kecil’, Mas”, lirih nurani lagi.