Ahad 31 Jul 2016 15:21 WIB

Polda Kepri Kumpulkan Pemuka Agama untuk Cegah Konflik

Red: Nur Aini
Kerukunan antar Umat Beragama. (ilustrasi)
Foto: www.cathnewsindonesia.com
Kerukunan antar Umat Beragama. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Polda Kepri mengumpulkan sejumlah pemuka agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda untuk menghindari konflik berbau SARA seperti yang terjadi di Tanjungbalai Sumatra Utara.

"Sebagai tindak lanjut kejadian tersebut kami kumpulkan semua tokoh dan pemuka agama di Kepri khususnya Batam. Hal ini untuk menghindari terjadinya kasus serupa di Kepri," kata Kapolda Kepri Brigjen Pol Sam Budigusdian di Batam, Ahad (31/7).

Ia mengatakan dalam kesempatan tersebut semua pihak sepakat menjaga kerukunan, kedamaian dan menghindari hal-hal yang bisa memicu berbagai jenis konflik. "Intinya semua sepakat menjaga kerukunan, kedamaian dan keamanan di Kepri. Semua tidak ingin terjadi hal seperti di Sumatera Utara tersebut," kata dia.

Kapolda juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi isu-isu berunsur SARA yang bisa merusak keamanan dan memecah belah kesatuan antarumat beragama di Kepri. "Butuh komitmen bersama menjaga kedamaian dan keamanan. Para tokoh agama sudah berkomitmen, maka masyarakat juga harus berpikir jernih, berkomitmen dan tidak mudah terpancing isu-isu negatif," kata Sam.

Kepri khususnya Kota Batam sebagai derah industri saat ini dihuni oleh masyarakat yang berbeda-beda suku, agama, adat dan budaya dari seluruh wilayah Indonesia. Sebelumnya, kerusuhan massa terjadi di Tanjungbalai Sumatera Utara pada Sabtu (30/7) dinihari. Sekelompok massa merusak sejumlah vihara, klenteng dan bangunan yayasan sosial, bahkan membakar delapan mobil.

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyatakan kerusuhan massa di Tanjungbalai Sumatra Utara diduga berlatar belakang persoalan individu dalam kehidupan bertetangga. "Agar masyarakat tidak terprovokasi karena ini persoalan individu, serta diminta berpikiran jernih dalam menyikapi masalah ini," kata Tito Karnavian melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (30/7).

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement