REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo meresmikan pembukaan pameran karya lukis bertema "17/71: Goresan Juang Kemerdekaan" yang menampilkan koleksi lukisan yang selama ini berada di sejumlah istana kepresidenan.
"Dari tema-tema lukisan tersebut masyarakat bisa belajar banyak terutama generasi muda bisa memetik nilai-nilai keutamaan, nilai-nilai perjuangan, nilai-nilai persatuan dan juga mereka bisa membangun, bisa membayangkan, membangun imajinasi yang indah tentang bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia," kata Jokowi saat membuka pameran di Galeri Nasional, Jakarta, Senin (1/8) pagi.
Menurut Jokowi, koleksi lukisan dan benda seni di sejumlah istana kepresidenan begitu banyak hingga mencapai ribuan. Dia mengatakan benda-benda tersebut sebagian besar dikoleksi oleh Presiden RI Pertama Soekarno. Koleksi-koleksi tersebut hanya disimpan di istana sehingga masyarakat Indonesia tidak bisa menikmati dan mengambil pelajaran dari benda seni yang harganya tidak ternilai tersebut.
"Saya berharap pameran lukisan koleksi istana ini bisa menginspirasi kita semuanya, bisa memicu dan memacu semangat kita, bisa memperkuat karakter bangsa agar nantinya kita jadi bangsa pemenang. Sebab tantangan ke depan semakin berat dan tidak mudah tanpa optimisme, tanpa semangat gotong royong, tanpa semangat kerja keras, tanpa kreativitas yang tinggi bangsa ini akan digulung oleh arus sejarah," ujar Presiden.
Pemerintah Indonesia menampilkan 28 lukisan dari ribuan koleksi seni lukis yang selama ini dipajang di sejumlah istana negara baik di Jakarta, Bogor maupun Yogyakarta untuk merayakan HUT Kemerdekaan ke-71 Indonesia. Pameran tersebut diselenggarakan selama 1 bulan mulai 1 Agustus 2016 di Galeri Nasional, Medan Merdeka Timur, Jakarta dengan tajuk "17/71: Goresan Juang Kemerdekaan".
Dua kurator, Mikke Susanto dan Rizki A Zaelani, telah memilih 28 lukisan dari 15 ribuan karya yang ada di istana-istana tersebut dengan waktu pelukisan yang beragam, mulai dari 1850-an, 1940-an, 1950-an hingga 1970. Selain itu, perhelatan juga memamerkan buku-buku koleksi istana antara lain "Lukisan-Lukisan Koleksi Ir. Dr. Sukarno", dan "Ukiran-ukiran Rakjat Indonesia".
Sejumlah karya lukis yang akan ditampilkan antara lain "Penangkapan Pangeran Diponegoro" karya Raden Saleh pada 1857, "Kehidupan di Borobudur di Abad ke-9" karya Walter Spies pada 1930, "Empat Gadis Bali dengan Sajen" karya Miguel Covarrubias pada 1933-1936, dan "Laskar Rakyat Mengatur Siasat" karya Affandi pada 1946.