Senin 01 Aug 2016 12:44 WIB

Gubernur Harap Lombok Berperan Lebih dalam Dakwah di Tanah Air

Rep: Muhammad Nur Syamsi/ Red: Achmad Syalaby
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) M. Zainul Majdi memberikan kata sambutan saat malam Ta’aruf yang diadakan di Pendopo Kantor Gubernur NTB, Jumat (29/7) malam. .(Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) M. Zainul Majdi memberikan kata sambutan saat malam Ta’aruf yang diadakan di Pendopo Kantor Gubernur NTB, Jumat (29/7) malam. .(Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Konferensi Ulama Internasional bertajuk "Wasathiyah untuk mencegah Terorisme dan Sektarianisme" yang diselenggarakan atas kerja sama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan Rabithah Alam Islam (Liga Muslim Dunia) pada 29 Juli hingga 1 Agustus telah berakhir.

Penutupan sendiri dilakukan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH M Zainul Majdi bersama Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir.

Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi menyampaikan terima kasih atas kehadiran para ulama dan memohon maaf apabila ada kekurangan selama tamu undangan berada di Lombok. Ia berujar, ke depannya, Lombok diharapkan memegang peran lebih besar dalam dakwah Islam di bumi pertiwi. Ia juga mengharapkan Deklarasi Lombok dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

"Pulau yang Insyaallah berperan untuk dakwah Islam di Indonesia. (Deklarasi Lombok) jadi pedoman dan tuntutan hidup yang akan bermanfaat apabila diamalkan," katanya di Hotel Santosa, Lombok Barat, Senin (1/8).

Ahmed bin Abdullah al-Sabban mengibaratkan persoalan terorisme dan sektarianisme dengan sama dengan rumah sakit. Menurutnya, untuk mengurai permasalahan ini harus dicari apa penyakitnya dan siapa pasiennya. Dengan begitu, akan lebih mudah untuk kemudian mencari 'dokter' dan 'obat' untuk terorisme."Penyebab terorisme ada hubungannya dengan ideologi politik, ekonomi, budaya, dan sosiologi," katanya.

Ia menekan, banyak orang tidak berdosa seperti anak-anak yang menjadi korban dari tindak terorisme. Ia melanjutkan, dalam memerangi terorisme dibutuhkan kerja sama semua pihak baik pemerintah maupun organisasi kemasyarakatan, individu, dan keluarga masing-masing. "Kita perlu proaktif dalam masalah ini, jangan hanya menunggu. Para ulama harus perhatikan kepala keluarga," paparnya.

Ulama asal Arab Saudi Abdullah Abdul Shaleh menyerukan umat Islam dunia agar menyadari betapa besarnya bahaya yang ditimbulkan terorisme. Arab Saudi, ia katakan, menyiapkan segala sarana dan teknologi untuk memerangi terorisme. 

"Tentu turut serta peran tokoh agama dan masyarakat punya peranan penting. Kita punya tujuan melindungi jamaah haji dan umrah yang ibadah," ungkap dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement