Senin 01 Aug 2016 16:08 WIB

RSUD Gunung Jati Cirebon Kembali Rawat Pasien Difteri

Rep: Lilis Handayani/ Red: Hazliansyah
Seorang bocah mendapatkan vaksin DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus) tambahan saat vaksin difteri massal berbagai usia di Desa Plandi, Jombang, Jawa Timur.
Foto: Antara
Seorang bocah mendapatkan vaksin DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus) tambahan saat vaksin difteri massal berbagai usia di Desa Plandi, Jombang, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Setelah sempat mereda, kasus difteri kembali muncul di Kota/Kabupaten Cirebon. Sebanyak empat orang dinyatakan difteri dan dirawat intensif di RSUD Gunung Jati Cirebon.

 

Adapun empat pasien difteri itu masing-masing berinisial E (11 tahun), warga RT 01 RW 16 Pegambiran Kota Cirebon, S (50 tahun) warga RT 19 RW 03 Susukan, Kabupaten Cirebon, AM (30 tahun) warga Astana, Gunung Jati, Kabupaten Cirebon dan Suk (37 tahun) warga Kriyan, Pegambiran, Kota Cirebon.

 

"Para pasien difteri kami tempatkan di ruang isolasi karena difteri sangat menular," ujar Direktur RSUD Gunung Jati Kota Cirebon, Heru Purwanto kepada Republika.co.id, Senin (1/8).

 

Heru mengungkapkan, para pasien difteri saat ini sedang ditangani secara intensif. Mereka juga ditangani oleh dokter spesialis.

 

"Untuk pasien anak-anak, ditangani dokter spesialis anak. Sedangkan pasien dewasa, ditangani dokter spesialis penyakit dalam," terang Heru.

 

Seperti diberitakan, difteri diketahui pertama kali muncul kembali pada awal Februari 2016. Saat itu, tiga orang penderita difteri yang masih satu keluarga asal Kabupaten Cirebon bahkan meninggal dunia ketika menjalani perawatan di RSUD Gunung Jati Cirebon.

 

Difteri kemudian diketahui juga menyerang warga Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Indramayu. Bahkan, seorang penderita difteri asal Kabupaten Majalengka juga meninggal dunia saat dirawat intensif di RSUD Gunung Jati Cirebon. Dengan demikian, total korban meninggal akibat difteri yang dirawat di RSUD Gunung Jati Cirebon menjadi empat orang.

 

Selain itu, sekitar 20 orang juga dirawat di rumah sakit yang sama akibat difteri sepanjang Februari – Maret 2016. Setelah sempat mereda, kini difteri kembali muncul dan menyerang empat orang yang kini masih menjalani perawatan intensif.

Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium dephtheriae yang menyerang bagian saluran pernafasan. Penyakit itu menular dan bisa menyebabkan kematian, terutama pada anak balita.

 

Penyakit difteri dapat menular melalui percikan ludah dari penderita kepada orang lain yang sehat. Sedangkan faktor resikonya ditambah dengan pemukiman yang padat, lingkungan tidak bersih, dan nutrisi yang kurang baik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement