REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Ratusan kepala keluarga (KK) di Kecamatan Curug Kembar, Kabupaten Sukabumi diminta untuk mengungsi. Sebabm mereka tinggal di kawasan zona merah yang rawan terkena bencana pergerakan tanah.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daera (BPBD) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, jumlah rumah warga yang terkena dampak bencana bertambah banyak. Saat ini kerusakan di Desa Nagrakajaya misalnya sebanyak 163 unit rumah rusak berat, 102 unit rusak sedang, dan 46 unit rusak ringan.
"Sebagian besar warga sudah memilih mengungsi," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Sukabumi Usman Susilo kepada wartawan Senin (1/8).
Warga tersebut ada yang mengungsi ke tempat pengungsian yang disediakan pemerintah dan sebagian lainnya ke rumah keluarga yang terdekat. Menurut Usman, peristiwa pergerakan tanah ini hingga sekarang masih berlangsung. Fenomena ini cukup membahayakan bagi warga sehingga harus dilakukan upaya evakuasi.
Usman mengatakan, saat ini status tanggap darurat bencana telah diperpanjang selama dua pekan ke depan. Masa tanggap bencana darurat pergerakan tanah Curug Kembar akan berlaku hingga 13 Agustus mendatang.Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi Andi Kusnadi menambahkan, bencana pergerakan tanah ini memang tidak menimbulkan korban jiwa. Namun kerugian materill dan psikologi yang dialami warga cukup besar.