REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jakarta saat ini dinilai Kelompok relawan Jakarta Love Risma (Jaklovers) sedang sakit karena banyaknya persoalan sosial yang belum tertangani. Karena itu, Jakarta membutuhkan sosok pemimpin seperti Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
"Jakarta sekarang sedang dalam kondisi sakit, dan sosok Bu Risma sangat dibutuhkan warga Jakarta untuk menyembuhkannya. Memimpin dengan hati tapi diwujudkan dalam kinerja yang profesional berkelas internasional," kata Ketua Jaklovers Neno Warisman saat menggelar dialog bertema Risma Antara Surabaya Jakarta di Millenium Building, Pucang, Surabaya, Senin (1/8).
Sayangnya Risma menolak secara halus dukungan dari Jaklovers dan Pasukan Risma (Paris) untuk maju pada Pilgub DKI 2017. Risma mengaku masih ingin mengabdi untuk warga Surabaya.
"Aku nggak bisa mengadu warga Surabaya dengan warga Jakarta. Orang di sana (Jakarta) mengharapkan, orang di sini (Surabaya) nggak boleh. Lah mosok (masak) aku dipecah dadi loro (dibelah menjadi dua)," ujar kata Risma kepada wartawan di Surabaya, Ahad (31/7) kemarin.
Penolakan Risma sudah disampaikan kepada Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Risma pun yakin Mega bisa memahami keengganannya.
Ia mengaku lebih memilih warga Surabaya yang telah memilihnya jadi wali kota ketimbang bertarung di Pilgub DKI. Prinsip ini telah dipegangnya sejak mencalonkan diri menjadi Wali Kota untuk periode kedua. "Jadi pemimpin itu nggak mudah," ujarnya.
Seorang warga Surabaya Arief Rahman mengaku tak rela jika wali kotanya berhenti di tengah jalan meninggalkan Surabaya dengan memilih Jakarta. Arief mengaku memilih Risma untuk melanjutkan membangun Kota Surabaya.
"Tentu kita kecewa jika Ibu Risma memilih maju dalam Pilgub DKI, selesaikan dulu amanahnya memimpin Surabaya," kata Arief.