Selasa 02 Aug 2016 10:06 WIB

Palestina Perjuangkan Kemandirian Pertanian demi Kemerdekaan

Rep: Christiyaningsih/ Red: Achmad Syalaby
Israel melakukan segala cara untuk mencaplok tanah Palestina, setelah pernah membuldoser sistem irigasi untuk perkebunan Zaitun, kini Israel mempersulit izin petani Palestina untuk menggarap lahan pertanian yang terpisah tembok pembatas di Tepi Barat
Foto: thewe.cc
Israel melakukan segala cara untuk mencaplok tanah Palestina, setelah pernah membuldoser sistem irigasi untuk perkebunan Zaitun, kini Israel mempersulit izin petani Palestina untuk menggarap lahan pertanian yang terpisah tembok pembatas di Tepi Barat

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Pendudukan Israel atas Palestina menggugah semangat kemandirian rakyat di negara ini. Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdawi mengatakan pertanian di Palestina tidak sekedar mengejar keuntungan. Kemandirian pertanian adalah bagian perjuangan untuk mencapai kemerdekaan.

Selama dua pekan sejak Sabtu (31/7), sebanyak 20 insinyur Palestina dikirim untuk belajar pertanian di Indonesia. Warga Palestina belajar agar bisa merdeka seperti India, Afrika Selatan, dan Indonesia. "Sektor pertanian ini memperkuat ikatan antara manusia dan tanah yang kami tempati,” ungkapnya pada Senin (1/8) di Malang.

Selama ini petani Palestina dihadapkan pada debit air yang terbatas di tengah musim tanam. Palestina juga menghadapi kendala seperti menyusutnya pasokan air bawah tanah akibat pompa berlebihan, salinitas tanah akibat penggunaan pupuk kimia, erosi, vegetasi tutupan lahan yang minim, serta biaya yang tinggi untuk pengairan.

Fariz menuturkan kesulitan air di Palestina diperparah dengan imbas peperangan yang berlangsung dengan Israel. Di antaranya serangan Israel pada masyarakat sipil, petani dan lahan pertanian, blokade impor dan ekspor produk serta kebutuhan Palestina, kerusakan pada sumur air. Bangunan pembatas di tepi barat, pembatasan arus keluar masuk barang dan penduduk, serta larangan mengimpor benih dari luar.

Lahan pertanian di Palestina menempati sekitar 21 persen dari keseluruhan wilayah di Tepi Barat dan Jalur Gaza. dengan luasan lahan pertanian total sekitar 1,2 juta dunums. Dunums adalah satuan luas tanah yang dipakai daerah bekas kekuasaan Ottoman. Sekitar 19 persen di antaranya memperoleh air irigasi dari air bawah tanah dan 81 persen menggantungkan air dari hujan.

"Pertanian sebagian besar menggantungkan air pada musim hujan yang terjadi antara November hingga Januari, tapi debit air tidak tentu," kata Fariz. 

Hasil pertanian Palestina didominasi buah-buahan seperti kurma, anggur, zaitun, almond, dan aprikot. Petani juga membudidayakan sayur mayur dan biji-bijian. Menurut Fariz, lahan pertanian menyediakan lapangan pekerjaan hingga 11 persen bagi warga Palestina.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement