REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Perdana menteri Prancis, Manuel Valls, mengungkapkan Pemerintah Prancis akan menghentikan pembiayaan pembangunan masjid dari luar negeri.
Sebagai gantinya, sebuah yayasan baru akan didirikan untuk membantu biaya operasional masjid di seluruh Perancis. Ini merupakan salah satu upaya untuk mencegah pendanaan yang bersumber dari donatur luar negeri yang bersifat radikal.
Dilansir The Guardian, Senin (1/8), kepala CFCM, Anouar Kbibech menyebutkan bahwa yayasan ini nantinya dapat digunakan untuk mendanai pembangunan dan menjalankan masjid.
"Hampir semua Muslim Prancis mencirikan Islam yang terbuka dan toleran. Mereka sepenuhnya menghormati nilai-nilai dan hukum di negara ini," ujar Kbibech.
Menteri Dalam Negeri Perancis Bernard Cazeneuve, mengatakan yayasan ini rencananya akan diluncurkan pada bulan Oktober.
Perdebatan tentang sumber pendana masjid muncul kembali setelah insiden pembunuhan seorang pendeta di sebuah gereja di Normandy pekan lalu oleh dua pengikut kelompok radikal ISIS. Pendanaan masjid dari donatur tertentu dari luar negeri dinilai dapat mendorong radikalisasi jamaah.
Setidaknya, sebanyak 20 masjid di Perancis ditutup dalam beberapa bulan terakhir karena dicurigai telah membangkitkan dan menyebarkan paham radikal.