REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua World Islamic Economic Forum Tun Musa Hitam menilai potensi bisnis usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia sangat besar untuk dikembangkan menjadi bisnis masa depan.
"Di Indonesia, ada 60 juta UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi dan berkontribusi bagi PDB atau produk domestik bruto. Dengan memikirkan hal tersebut, perlu digali cara bisnis dan teknologi yang berfokus pada UMKM," ujar Tun Musa Hitam saat memberikan sambutan dalam pembukaan World Islamic Economic Forum (WIEF) 2016 di JCC Senayan Jakarta, Selasa (2/8).
Menurut Tun Musa, dengan kondisi perekonomian global saat ini, perlu dilakukan desentralisasi pertumbuhan dan mengembangkan bisnis di masa yang akan datang dengan dukungan inovasi teknologi dan informasi.
Oleh karena itu, para pemimipin negara diharapkan banyak belajar dari kebijakan yang hanya berpusat pada perkotaan, yang kemudian berdampak pada sangat tertinggalnya wilayah-wilayah pedesaan. "Dalam menjalankan strategi pertumbuhan, banyak negara cenderung berfokus pada pusat kota yang memfasilitasi investasi. Dengan melakukan semacam itu, terjadi implikasi negatif salah satunya imigrasi dari desa dan kota yang menumbuhkan populasi cepat dan berakhir pada konsekuensi infrastruktur di desa semakin tertinggal," ujarnya.
Tun Musa menuturkan UMKM dapat membantu mendorong terciptanya desentralisasi pertumbuhan di mana akan semakin banyak pihak yang terlibat dalam pembangunan ekonomi ke depan sehingga perlu diberdayakan. "Pemberdayaan bisnis di masa yang akan datang, sederhananya mengakui baik sektor usaha maupun pemerintah, kecil atau besar, termasuk UMKM," ujarnya.
Indonesia menjadi tuan rumah dari penyelenggaraan WIEF yang akan berlangsung pada 2-4 Agustus 2016 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta. WIEF merupakan ajang pertemuan pemerintah, kalangan dunia usaha, akademisi serta para seniman yang berjumlah 2.500 delegasi dari 69 negara dan 152 tamu penting, termasuk para pemimpin dunia, enam menteri, sekitar 51 pembicara forum, 55 pembicara program pelengkap, 15 ideapad presenters dan 16 pelaku pertukaran bisnis dari seluruh dunia.
Para pembicara berasal dari berbagai negara termasuk Indonesia, Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, Inggris, Italia, Kenya, Ethiopia, Swiss, Uni Emirat Arab, Swedia, Afrika Selatan, Spanyol, dan Australia.
Adapaun tema WEIF 2016 adalah "Decentralization growth and empowering future business" (desentralisasi pertumbuhan dan memberdayakan usaha masa depan). Lima komponen yang menjadi subtema adalah keuangan, fesyen, infrastruktur, inovasi teknologi dan industri halal yang meliputi produk maupun pariwisata.
Baca juga: Forum Ekonomi Islam Gali Potensi UMKM