REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan akan mengundang akademisi dan ahli tata ruang laut dari Institut Teknologi Bandung dan juga tenaga ahli dari Rotterdam, Belanda untuk membahas soal reklamasi Teluk Jakarta.
Luhut menyebutkan, dengan melibatkan akademisi dan praktisi harapannya pembahasan soal reklamasi bisa dilihat dari sudut pandang yang lebih luas dan komprehensif.
"Kita sedang pelajari. Kita belum mau berkomentar. Dengan LIPI kita sudah mau undang untuk melakukan studi juga, kemudian ITB dan juga dari Rotterdam. Kita harus jernih melihat ini. Jangan banyak omong ga jelas. Saya katakan harus jernih, saya nggak suka orang ngomong-ngomong kita nggak ngerti atau apa," kata Luhut usai melakukan rapat koordinasi dengan empat kementerian di bawah koordinasinya, Selasa (2/8).
Sebelumnya, sempat muncul kekhawatiran bahwa motivasi penunjukan Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) sebagai jalan untuk memuluskan proyek reklamasi di pantai utara Jakarta. Peneliti dari Koalisi Rakyat untuk Perikanan (Kiara), Farid Ridwanuddin mengatakan, kekhawatiran semacam itu muncul bukan tanpa sebab.
"Pernyataan Luhut di media pascapengumuman dirinya menjadi Menko Maritim menunjukkan, ada sinyal proyek reklamasi, khususnya Pulau G, berpotensi akan dilanjutkan kembali ke depannya," ujar Farid saat ditemui wartawan pekan lalu.