Selasa 02 Aug 2016 20:15 WIB

Ahok Minta Kepemilikan Lahan Makam Pakai Sistem Undian

Red: Bilal Ramadhan
Pekerja membongkar makam fiktif di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo, Jakarta Selatan, Kamis (28/7).  (Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pekerja membongkar makam fiktif di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo, Jakarta Selatan, Kamis (28/7). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai peruntukan lokasi makam yang ada di wilayah Ibu Kota sebaiknya dilakukan dengan sistem undian.

"Kepemilikan lahan makam sebaiknya dilakukan dengan sistem pengundian. Dengan begitu, akan lebih adil untuk semua warga. Tidak ada yang dirugikan," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (2/8).

Menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, pengundian tersebut harus dilakukan untuk menghindari adanya makam-makam fiktif yang dapat merugikan warga di Ibu Kota. "Kalau tidak diundi, maka warga yang punya uang lebih banyak yang akan diuntungkan. Tapi kalau warga yang punya uang akan dirugikan. Oleh karena itu, kepemilikan makam sebaiknya diundi saja," ujar Ahok.

Mantan anggota DPR RI itu menuturkan pengundian tersebut juga dilakukan mengingat makam yang tersedia di DKI Jakarta jumlahnya sangat terbatas. Dengan sistem pengundian, ahli waris yang memiliki uang lebih tidak dapat menentukan lokasi makam yang diinginkan.