REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau mencatat sebanyak 726 warga setempat terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak Januari-Juli 2016.
"Lonjakannya seratus persen dibandingkan tahun 2016 lalu dalam kurun waktu yang sama," kata Kepala Bidang Pengendalian Kesehatan Dinas Kesehatan Pekanbaru Gustiyanti di Pekanbaru, Selasa (2/8).
Gustiyanti menjelaskan lonjakan kasus DBD di Pekanbaru tahun ini sangat tinggi mencapai dua kali lipat dibandingkan tahun lalu. "Tahun lalu penderita DBD hanya sekitar 510 orang, sementara angka sekarang baru pertengahan tahun sudah melebihi," katanya menerangkan.
Peningkatan kasus ini menurut analisa dia dikarenakan beberapa faktor, khususnya cuaca yang ekstrim saat ini dimana panas disertai hujan sesekali menjadi lahan empuk perkembangan nyamuk "aides agepty".
"Selain itu pola hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat yang kurang, bahkan tidak peduli akan lingkungan.
Ia merinci dari jumlah kasus DBD yang ditemui terbanyak di Kecamatan Payung Sekaki. "Tercatat 120 warga Payung Sekaki terjangkit DBD," katanya lagi.
Ia menambahkan dari kasus DBD tersebut sudah ada lima warga meninggal dunia akibat terlambat dilakukan pertolongan. Ia mengimbau agar warga Pekanbaru peduli terhadap kesehatan diri sendiri. Karena hanya itu cara yang efektif untuk menekan berkembangnya jentik nyamuk. Dengan cara menerapkan pola hidup sehat dan bersih.
Misalkan dengan melakukan gotong royong rutin bersama membersihkan parit dan sampah yang bisa menampung air. "Seperti biasa program 3 Mplus (Menutup, Menguras, Menimbun) plus menggunakan obat anti nyamuk dan bubuk abate," terangnya.
Selain itu Diskes juga akan berupaya menggelar foging bagi kawasan yang melapor dan didaerahnya sudah terdapat korban DBD. "Meski dilakukan foging ini bukanlah solusi, karena kalau sering akan meningkatkan resistensi bagi nyamuk," tegasnya menambahkan.