Rabu 03 Aug 2016 05:45 WIB

Masjid Istiklal Dzamija Simbol Persaudaraan Indonesia-Bosnia

Rep: c62/ Red: Agung Sasongko
Masjid Istiklal Dzamija
Foto: Wikimapia
Masjid Istiklal Dzamija

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terletak di ibu kota Bosnia, Sarajevo, Masjid Istiklal Dzamija merupakan simbol perekat persaudaraan antara dua negara yang dipersatukan dengan iman dan solidaritas sebagai sesama negara berpenduduk mayoritas Muslim.

Masjid dengan penamaan mirip dengan Masjid Istiqlal Jakarta ini dibangun atas dasar inisiatif masyarakat Indonesia setelah presiden kedua Indonesia, Soeharto, melakukan kunjungan ke Sarajevo, ibu kota Bosnia, pada 1995.

Di tangan sang arsitek asli Indonesia, Fauzan Noe'man, masjid yang dibangun belum lama setelah Bosnia merdeka ini tampak sangat eksotis dengan besutan desain kotak minimalis dan unik.

Fauzan memang memiliki rekam jejak dan malang melintang di dunia arsitektur. Ia adalah otak di balik desain Masjid Raya Batam dan Masjid Baiturrahim di Kompleks Istana Merdeka, Jakarta.

Dibangun di atas tanah seluas 2.800 meter persegi dengan ukuran 28 x 30 meter persegi, masjid yang juga dikenal dengan sebutan Masjid Suharto ini menggabungkan seni arsitektur Indonesia dan gaya Eropa. Perpaduan itu menghasilkan sentuhan yang natural, tradisional, dan tetap modern.

Bagian interiornya berhiaskan ukiran kayu. Warnanya kontras dengan dominasi rupa masjid yang berwarna putih. Ukiran-ukiran terpahat pada bagian pintu, jendela, mimbar, tembok mihrab, serta bagian dasar tiang yang tertanam di bagian ruang utama masjid.

Semua ukiran kayu benar-benar khas dan berkarakter Indonesia. Kayu jati yang terukir dengan motif bunga ini merupakan sumbangan para pejabat dan dermawan Indonesia pada masa itu.

Mimbar pada masjid ini didesain dengan tangga seperti yang biasa ditemui di masjid-masjid di Timur Tengah dan masjid-masjid lain di Sarajevo. Namun, yang membedakannya adalah ukuran kayu jati di mimbar tersebut dihias dengan ukiran khas Indonesia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement