REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Otoritas Israel melarang Ketua tim Olimpiade Palestina meninggalkan Jalur Gaza untuk pergi ke Brasil. Pada Selasa (2/8), pejabat senior Palestina mengatakan, Israel tidak memberikan izin pada Issam Qishta dan sisa timnya untuk meninggalkan Gaza.
"Israel tidak memberikan izin pada Ketua tim Olimpiade dari Palestina sehingga ia tidak bisa bergabung dengan tim yang sudah berada di Brasil," kata Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Palestina, Munther Masalmeh pada kantor berita Dpa.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Emmanuel Nahshon mengaku sedang mempersiapkan izinnya. "Kami melakukan yang terbaik agar ia bisa pergi secepatnya," kata Nahshon pada Dpa seperti dikutip Aljazirah.
Masalmeh mengatakan, dua anggota tim dari Gaza, yang merupakan pelatih dan wakil ketua komite sudah diberi izin. Sementara semua atlet sudah tinggal di luar negeri beberapa pekan sebelumnya sehingga tidak ada masalah untuk mencapai Brasil.
Namun, Israel melarang tim terbang dengan peralatan berlatih yang diperlukan. Sehingga tim Palestina harus membeli kembali peralatan di Brasil.
Semua produk dan barang yang menuju atau keluar Tepi Barat harus melalui pelabuhan Israel. Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur terkurung oleh daratan dan Israel mengendalikan setiap sisi perbatasannya.
Pejabat Olimpiade mengatakan Israel menahan peralatan mereka. Peralatan itu sebagian besar donasi dari pemerintahan di luar negeri. Israel meminta otoritas Palestina membayar pajak atau uang masuknya.
"Kami menerima satu pengiriman beberapa bulan lalu dan kami tidak bisa membawanya, kami dipaksa pergi tanpa peralatan kami," kata Masalmeh.
Tim Olimpiade Palestina terdiri dari 22 orang, termasuk enam atlet, pelatih dan tim administrator. Atlet termasuk dua perenang, dua atlet lapangan dan pelari, seorang pemain judo dan pemain berkuda.
Israel menerapkan kebijakan perizinan bagi siapa pun yang ingin keluar ke Tepi Barat dari Gaza. Dari sana mereka baru bisa pergi ke Yordania untuk selanjutnya pergi keluar negeri. Satu-satunya pilihan langsung bagi penduduk Gaza adalah melalui Rafah untuk mencapai Mesir. Namun sayangnya jalur itu sangat jarang dibuka.
Baca juga, Israel Kembali Rampas Tanah Palestina di Tepi Barat.