REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Singapura bersiap-siap untuk menjadi negara pertama di dunia yang membuat perjanjian untuk meluncurkan taksi tanpa pengemudi. Pihak-pihak berwenang Singapura telah menandatangani perjanjian dengan perusahaan software nuTonomy untuk menguji kendaraan auto tersebut pada Maret 2016.
Perusahaan otomotif, Delphi Automotive, juga akan menawarkan sejumlah kecil armada taksi tanpa pengemudi untuk mengantar penumpang di sekitar daerah bisnis. "Taksi tanpa pengemudi ini dapat menurunkan ongkos sebesar 3 dolar AS (sekitar Rp 39 ribu) per mil menjadi 90 sen (sekitar Rp 12 ribu)," kata perusahaan itu seperti dikutip BBC, Rabu (3/8).
Awalnya, taksi-taksi itu akan ada pengemudinya yang siap untuk mengambil alih kendaraan jika sistemnya gagal, tapi rencananya pengemudi taksi berangsur-angsur akan ditiadakan pada 2019. Sejumlah kecil armada yang terdiri dari enam kendaraan Audi akan berjalan sepanjang 5,6 km di One North, daerah bisnis di Singapura.
Sebelum 2019, rencananya akan ada mobil tanpa pengemudi sepenuhnya dan tanpa kemudi. Tapi, hanya akan diuji dengan sekelompok orang yang terkontrol, menurut perusahaan itu.
Ujicoba ini akan berakhir pada 2020 dengan rencana untuk meluncurkan armada yang lebih banyak. Taksi-taksi ini akan dilengkapi dengan perangkat lunak sehingga penumpang dapat memesannya, hampir sama dengan layanan berbagi tumpangan dari perusahaan Uber dan Lyft.