Rabu 03 Aug 2016 11:41 WIB

Perempuan Indonesia Belum Miliki Pengetahuan Kesehatan yang Kaya

Seorang ibu memeriksakan kandungannya.
Foto: dok Republika
Seorang ibu memeriksakan kandungannya.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Kesehatan Nila Djuwita F Moeloek meminta kaum perempuan di Indonesia memperkaya wawasan mengenai kesehatan diri, anak, serta keluarga, guna menghadapi berbagai tantangan risiko kesehatan yang terus meningkat.

"Perempuan khususnya ibu harus memiliki pengetahuan seluas-luasnya mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan kesehatan," kata Menteri Nila Moeloek saat memberikan pidato kunci dalam Konferensi Nasional dengan tema "Penguatan Peran Perempuan Muda Menuju Indonesia Berkemajuan" di Universitas Aisyiyah Yogyakarta, Rabu (3/8).

Menurut Nila, tingginya angka kematian ibu melahirkan di Indonesia hingga saat ini mengindikasikan pengetahuan kesehatan para ibu belum optimal. Menurut dia mengacu data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 menunjukkan, angka kematian ibu melahirkan di Indonesia masih tinggi, yakni 359 dari 100 ribu kelahiran hidup.

Sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), angka kematian ibu saat hamil dan melahirkan tersebut harus dapat ditekan hingga minimal 278 hingga 2019. Sehingga angka kematian itu harus bisa diturunkan minimal lima persen per tahun.

Kasus kematian ibu tersebut, menurut Nila, dapat dicegah apabila mereka memiliki pengetahuan yang memadai mengenai praktik kesehatan yang baik mulai dan saat kehamilan hingga pascamelahirkan. "Kami menyadari mungkin persoalan kemiskinan juga masih menjadi kendala mereka memperoleh pengetahuan mengenai kesehatan," kata dia dalam acara Pramuktamar Nasyiatul Aisyiah ke-13 itu.

Di sisi lain pernikahan di usia dini, menurut dia, juga memiliki risiko yang sama bagi perempuan disebabkan kondisi organ tubuh perempuan yang masih dalam masa pertumbuhan dan belum siap untuk hamil dan melahirkan.

Sementara itu, lanjut Nila, pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan pemenuhan gizi bagi anak juga masih rendah. Pemenuhan nutrisi serta pemberian ASI eksklusif bagi anak pada masa 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) juga belum sepenuhnya dipahami kaum ibu untuk mempersiapkan anak yang berkualitas.

"Pengetahuan itu harus dimiliki untuk mempersiapkan generasi yang berkualitas dengan IQ yang baik," kata dia.

Oleh sebab itu, Nila berharap sosialisasi mengenai kesehatan bukan hanya dilakukan oleh pemerintah, melainkan juga didukung berbagai organisasi perempuan seperti Aisyiyah. "Persoalan kesehatan ini bukan hanya tugas pemerintah melainkan juga perlu dukungan lintas sektor," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement