REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kejutan tercipta pada lomba cabang Fahmil atau cerdas cermat Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXVI di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kafilah kuda hitam, Papua Barat, tanpa disangka berhasil merangsek hingga ke babak final usai menyingkirkan Sulawesi Selatan dan Lampung pada babak semifinal. Papua Barat unggul cukup jauh dengan perolehan angka 1.215, disusul Sulsel dengan 895 poin dan Lampung dengan 610 poin.
Sekretaris Umum LPTQI Papua Barat Naharuddin mengatakan, tidak menyangka anak asuhnya mampu melangkah sejauh ini. Menurut dia, untuk sampai semifinal saja sudah sangat luar biasa. Karena itu, ia tidak memberikan target apa-apa bagi ketiga anak asuhnya tersebut dan hanya meminta tampil setenang mungkin.
"Biasanya babak penyisihan aja terseok-seok," katanya kepada Republika.co.id di Aula Bank Indonesia Perwakilan NTB, Mataram, Rabu (3/8).
Meski tidak memberikan target apa-apa, tim cerdas cermat Papua Barat bukan tanpa persiapan. Sebelum berangkat ke Lombok, peserta cerdas cermat digenjot selama satu setengah bulan di Syahida Inn Pasca UIN Syarif Hidayatullah, Tangerang Selatan.
Dalam babak final, Nahruddin juga tidak mematok target tinggi. Dia hanya berharap anak asuhnya tampil lepas apa pun nanti hasilnya. Maklum saja, dua lawan yang akan dihadapi nanti adalah kafilah dari Nanggroe Aceh Darussalam dan Banten, yang sudah menjadi langganan finalis lomba cerdas cermat. Meski begitu, melihat mulusnya perjalanan anak asuhnya hingga ke babak final, ia optimistis Papua Barat bisa berbicara banyak pada babak final.
"Kalau melihat penampilan anak-anak, saya optimistis insya Allah bisa bersaing dengan Aceh dan Banten," ungkapnya.
Ketua Majelis Hakim Cabang Fahmil H Amir Tjoneng mengatakan, penyelenggaraan lomba cabang cerdas cermat berlangsung lancar. Meski ada sedikit insiden atas protes pendukung Kafilah Sumatera Utara (Sumut) pada babak semifinal, ia katakan, tidak menganggu penyelenggaraan ajang tersebut.
Sesi kedua yang menghadirkan Sumut, Banten dan Kalimantan Selatan (Kalsel) menjadi yang paling menegangkan dan ditentukan pada pertanyaan rebutan sesi terakhir. Kejar-kejaran poin antara Kafilah Sumut dengan Banten mewarnai lomba dari awal hingga akhir. Namun, Banten berhasil unggul tipis dan melaju ke final.
"Cabang ini, cabang paling menegangkan dan sistemnya penilaian terbuka, penonton bisa kritik kalau ada yang salah," katanya. Ia mengatakan, babak final akan dilangsungkan pada Kamis (4/8) di Aula Bank Indonesia Perwakilan NTB pada pukul 09.00 Wita. Ketiga kafilah berhasil menyisihkan 29 kafilah lain. Cabang ini sendiri diikuti 32 kafilah provinsi dari 34 Provinsi yang mengikuti MTQ.
Untuk format babak final, ia katakan, belum tahu apakah ada perubahan. Namun, ia menjamin independensi dewan hakim, mengingat soal-soal yang dilombakan tersegel rapi dan baru dibuka saat perlombaan.