Rabu 03 Aug 2016 14:12 WIB

Mantan Kepala Militer: CIA Terlibat dalam Upaya Kudeta Turki

 Pendukung Presiden Turki Tayyip Erdogan mengibarkan bendera nasional mereka berkumpul di Taksim Square di pusat kota Istanbul, Turki, (16/7).
Foto: Reuters/ Huseyin Aldemir
Pendukung Presiden Turki Tayyip Erdogan mengibarkan bendera nasional mereka berkumpul di Taksim Square di pusat kota Istanbul, Turki, (16/7).

REPUBLIKA.CO.ID,  ANKARA -- Mantan kepala angkatan bersenjata Turki Ilker Basbug ikut berkomentar ihwal kudeta gagal pada 15 Juli lalu. Ia mengatakan, kelompok Fethullah Terrorist Organization (FETO) berada di balik upaya kudeta tersebut.

Namun mereka tak sendiri, kelompok itu dibantu oleh Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA). "Ada dukungan luar dalam kudeta gagal tersebut. Ini berada di luar kebiasaan. Di mana Fethullah Gulen tinggal? Di Amerika. Siapa yang memberikan ia kesempatan? CIA," ujar Basbug kepada CNN Turk pada awal Agustus lalu.

Ia menambahkan, CIA menggunakan FETO untuk memukul Angkatan Bersenjata Turki. "Apakah Gulen tinggal di AS tanpa alasan? Apakah kalian kira intelijen tak akan memanfaatkannya?" tanya ia.

Menurutnya, infiltrasi anggota FETO ke dalam tubuh militer tidak bergerak sendiri. Seseorang yang menggerakkan mereka memiliki kepentingan tertentu.

Basbug juga mempertanyakan sikap AS yang tak kunjung mau mengekstradisi Gulen. Ia berpendapat, jika AS tak melakukan ekstradisi itu berarti mereka akan terus memanfaatkannya.

Spekulasi tentang keterlibatan CIA dan petinggi militer AS dalam kudeta Turki bukanlah yang pertama kali.

Baca juga, Menyisir Keterlibatan CIA dan Jenderal AS dalam Upaya Kudeta Turki.

Surat kabar Turki Yeni Safak membuat laporan mengejutkan belum lama ini. Safak menyebut mantan komandan NATO di Afghanistan Jenderal Purnawirawan John F. Campbell berada di balik kudeta gagal.

sumber : Hurriyet Daily News
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement