Rabu 03 Aug 2016 14:55 WIB

DPD RI Minta Makanan Ringan Bikini Ditarik Peredarannya

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Indira Rezkisari
Wakil Ketua Komite III DPD RI Fahira Idris
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Wakil Ketua Komite III DPD RI Fahira Idris

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI meminta produk jajanan bermerek Bikini (Bihun Kekinian) ditarik dari peredaran. Dinas terkait, terutama di daerah-daerah diharap segera bertindak mengingat produk tersebut menampilkan gambar dan kata-kata tidak pantas bagi anak.

"Saya juga meminta pihak kepolisian melakukan penegakan hukum kepada orang yang memproduksi jajanan ini karena apa yang mereka lakukan sudah melanggar UU Perlindungan Anak dan UU Pornografi di mana setiap anak wajib dilindungi dari pengaruh pornografi dan mencegah akses Anak terhadap informasi yang mengandung unsur pornografi," ujar Wakil Ketua Komite III DPD RI Fahira Idris kepada Republika.co.id, Rabu (3/8).

Dia mengatakan segala perbuatan yang menjadikan anak sebagai obyek dari penyebaran konten berunsur pornografi tidak bisa ditoleransi. Perbuatan tersebut harus ditindak tegas karena ini bukan kali pertama terjadi.

"Sebelumnya lewat komik, sekarang lewat jajanan," kata dia.

Menurut Fahira, berbagai cara dilakukan orang-orang tak bertanggungjawab untuk merusak anak-anak Indonesia demi kepentingan pribadinya. Adanya produk Bikini, lanjutnya, sudah sangat kelewatan dan melecehkan para orang tua.

"Sekali lagi, apapun alasan dan latar belakangnya, harus ada konsekuensi hukum bagi orang yang memproduksi jajanan ini. Saya mau kasus ini diusut tuntas," ujar Fahira.

Seperti diberitakan sebelumnya, saat ini beredar produk makanan ringan dengan tajuk tak edukatif bahkan tak senonoh. Makanan itu bermerek Bikini dengan tag line 'remas aku'. Di sampul kemasannya pun terdapat ilustrasi seorang perempuan yang hanya mengenakan bikini.

(baca: Makanan Bermerek Porno Bukti Lunturnya Kepekaan Manusia)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement