Rabu 03 Aug 2016 16:22 WIB

Lebih dari Seribu Warga Sukabumi Kena DBD

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Achmad Syalaby
Pasien penderita penyakit demam berdarah dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (5/2).
Foto: Antara/Budiyanto
Pasien penderita penyakit demam berdarah dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (5/2).

REPUBLIKA.CO.ID,  SUKABUMI—Kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, masih cukup tinggi. Pada periode Januari hingga Juli 2016 ini saja tercatat ribuan warga terkena penyakit yang ditularkan nyamuk aedes aegypti.

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, kasus DBD dalam tujuh bulan terakhir tercatat sebanyak 1.254 kasus. Ribuan kasus tersebut tersebar di sejumlah wilayah seperti Kecamatan Cicurug, Cibadak, Nagrak, Cisaat, Parungkuda, dan Palabuhanratu.

"Kasus DBD tinggi terutama pada Januari dan Februari,’’ terang Kepala Seksi Pengendalian Penyakit, Dinkes Kabupaten Sukabumi Rika Mutiara kepada wartawan Rabu (3/8). Pada bulan Januari kasus DBD mencapai sebanyak 286 kasus yang terdiri atas 107 positif DBD dan 179 suspect.

Berikutnya pada Februari kasus melonjak menjadi 373 kasus. Rinciannya, sebanyak 186 DBD dan sisanya 187 suspect. Sementara pada bulan selanjutnya mengalami penurunan dan hanya mengalami kenaikan pada Mei yakni sebanyak 167 kasus dengan 102 DBD dan 65 suspect.

Menurut Rika, sebaran kasus DBD masih didominasi di daerah perkotaan yang padat penduduk seperti Kecamatan Cicurug. Meskipun daerah selatan seperti Palabuhanratu juga mulai terdapat kasus DBD.

Rika menuturkan, kasus DBD tinggi terutama terjadi pada waktu intensitas hujan cukup tinggi. Di mana, pada saat itu banyak genangan air yang menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk.‘’ Pada momen peralihan musim seperti saat ini juga rawan meningkatkan kasus DBD,’’ terang Rika. 

Oleh karena itu warga diminta untuk meningkatkan upaya pencegahan dengan menggalakn perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungannya masing-masing.Selain itu kata Rika, dengan melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Caranya dengan menguras, menutup, dan mengubur atau menimbun tempat penampungan air yang menjadi media berkembangbiaknya nyamuk. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement