REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kondisi memprihatinkan dialami para pelajar sekolah dasar (SD) di Kecamatan Curug Kembar, Kabupaten Sukabumi. Mereka terpaksa belajar di tenda darurat karena lokasi sekolahnya berada di daerah rawan pergerakan tanah.
Data Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, sebanyak 103 pelajar SD Negeri Babakan Mindi, Desa Nagrakjaya terkena dampak bencana pergerakan tanah. Mereka tidak bisa belajar di ruangan kelas karena sekolahnya rawan ambruk dampak bencana pergerakan tanah.
"Mau bagaimana lagi, terpaksa belajar di tenda,’’ ujar salah seorang pelajar SDN Babakan Mindi, Sizkia kepada wartawan Rabu (3/8).
Meskipun demikian, ia bersama dengan teman sekelasnya tetap semangat belajar. Hanya saja, Sizkia khawatir turunya hujan ketika proses belajar mengajar tengah berlangsung akan menganggu kegiatan belajar dalam tenda.
Ketua PMI Kabupaten Sukabumi Ayi Abdullah mengatakan, relawan PMI memberikan pembelajaran kesiapsiagaan menghadapi bencana kepada para pelajar. ’’Penyadaran akan potensi resiko bencana dan kesadaan zona bahaya di daerah penting disampaikan kepada siswa,’’ kata dia.
Ayi menerangkan, kegiatan belajar para siswa harus tetap berjalan meskipun dalam keterbatasan. Namun, ke depan pemerintah daerah dapat mencarikan solusi untuk lokasi sekolah bagi anak yang menjadi korban bencana pergerakan tanah. Sebelumnya, bencana pergerakan tanah di Curug Kembar telah merusak ratusan unit rumah warga. Seribuan warga telah diminta untuk mengungsi ke tempat lain yang lebih aman.