Rabu 03 Aug 2016 18:15 WIB

Suhardi: BNPT tak Pernah Terima Dana Asing

Kepala BNPT - Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Kepala BNPT - Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Suhardi Alius mengatakan bahwa seluruh dana operasional lembaga yang dipimpinya berasal dari APBN. Ia menegaskan BNPT tidak pernah menerima dana yang berasal dari luar negeri.

Suhardi mengaku sudah mengecek langsung masalah anggaran itu, dan tidak ditemukan sama sekali ada anggaran BNPT dari luar APBN. "Kami sekaligus meluruskan apa yang berkembang di masyarakat bahwa tidak ada sama sekali anggaran BNPT dari luar negeri," katanya di Jakarta, Rabu (3/8).

Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri itu, mengatakan pihaknya siap berdiskusi apabila ke depan ada masalah yang perlu dikomunikasikan.

"Intinya, kami ingin menjalin komunikasi yang konstruktif sehingga semua lembaga bisa menjawab dengan kompak permasalahan di masyarakat, bukan saling mencurigai," jelasnya.

Terkait dengan program deradikalisasi, Suhardi menjelaskan bahwa BNPT terus melakukan program itu, baik di dalam maupun di luar lembaga pemasyarakatan (lapas), dengan menggandeng sosiolog dan ulama.

Meski tidak semua narapidana terorisme mau mendengarkan, kata dia, jumlah dan tingkat radikal mereka sudah banyak yang berkurang. Menurutnya, BNPT akan mencoba mencari alternatif lain yang lebih efektif dan efisien dalam upaya menyadarkan narapidana terorisme tersebut.

"Sekeras apa pun teroris, mereka masih punya hati. Harus dirangkul," ucap pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri dan Kapolda Jawa Barat itu.

Ia menambahkan BNPT mempunyai Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di 32 provinsi yang bertugas memetakan tempat-tempat yang selama ini menjadi kantong kelompok radikal.

"Keberadaan FKPT di 32 provinsi tersebut sudah kami maksimalkan. Penguatan terhadap UU Terorisme itu yang sekarang kami butuhkan," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَقَالَ الَّذِى اشْتَرٰىهُ مِنْ مِّصْرَ لِامْرَاَتِهٖٓ اَكْرِمِيْ مَثْوٰىهُ عَسٰىٓ اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا ۗوَكَذٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوْسُفَ فِى الْاَرْضِۖ وَلِنُعَلِّمَهٗ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَحَادِيْثِۗ وَاللّٰهُ غَالِبٌ عَلٰٓى اَمْرِهٖ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Dan orang dari Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya,” Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demikianlah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.

(QS. Yusuf ayat 21)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement