REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upaya Bupati Bangka Tengah Erzaldi Rosman mengangkat harkat petani lada berbuah hasil. Forum Komunikasi Petani Lada Bangka Belitung akan menganugerahi Erzaldi penghargaan "Tokoh Lada Babel".
Menanggapi hal tersebut, Bupati Bangka Tengah Erzaldi Rosman merasa terhormat. Ia pun tetap berkomitmen memajukan dan mendukung para petani lada di Bangka Belitung.
"Saya sejak awal menjabat sebagai Bupati Bangka Tengah, memang sudah berkomitmen mengangkat harkat petani lada di Babel," katanya dalam siaran persnya, Rabu, (3/8).
Komitmen itu ia kemudian konkritkan dengan berbagai program yang dikeluarkannya. Erzaldi ingin kejayaan petani lada di Babel bisa kembali seperti dulu. Sejarah mencatatkan, sebelum Perang Dunia II, Babel adalah pemasok 86 persen kebutuhan lada dunia.
"Karena itu kejayaan harus dikembalikan," ucapnya.
Ia pun rajin menyambangi para petani. Pertemuan dengan para petani lada dilakukan intensif. Bahkan Erzaldi, rajin pula menengok langsung ladang lada para petani. "Saya ingin mengetahui langsung perkembangannya," ujarnya.
Menurut Erzaldi, kualitas lada Bangka nomor wahid. Lada Bangka punya kualitas rasa yang sangat baik. Bahkan bisa dikatakan lada dari 'Pulau Laskar Pelangi' itu salah satu yang terbaik di dunia. Karena itu ia merasa terpanggil mendukung langsung para petani lada Bangka.
"Ada berbagai masalah yang dihadapi para petani lada," katanya.
Ia pun coba urai satu persatu masalah yang melilit para petani lada. Dan, satu persatu masalah kini sudah ada solusinya. Salah satunya, ia menggandeng Badan Tenaga Nuklir National (BATAN).
Kerjasama dengan BATAN pun membuahkan hasil berupa vaksin penyakit kuning. Melalui vaksin tersebut, penyakit kuning lada yang selama bertahun-tahun tidak dapat diatasi, akhirnya bisa diatasi.
"Kini para petani lada di Babel bisa tersenyum lebar karena hasilnya dapat berkembang dengan baik," jelasnya.
Menurutnya hal itu adalah salah satu ikhtiarnya untuk terus membuat semangat petani lada di Babel menyala. Dan, itu pula cara dia untuk menggenjot produksi lada. Penyuluhan, dan pendampingan intensif kepada para petani lada juga dilakukan secara simultan.
Tidak hanya itu, Erzaldi merasa sumberdaya petani perlu ditingkatkan. Ia pun tak segan mengirimkan para petani lada belajar langsung ke negara yang produksi ladanya baik, seperti Vietnam. Sudah beberapa petani yang dikirimkan ke Vietnam untuk belajar langsung ke sana. Harapannya, lada Babel akan kembali berjaya.
"Pendidikan tentang pertanian lada sangat penting. Saya merasa perlu memberikan beasiswa bagi para petani lada di Bangka untuk belajar langsung ke negara yang memiliki pertanian lada yang baik, seperti Vietnam," katanya.