REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wali Kota (Wako) Padang, Sumatra Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah mengimbau generasi muda di Minangkabau untuk melestarikan cara khas memasak hidangan rendang. "Rendang merupakan peninggalan kuliner berharga budaya Minang, jangan sampai anak muda tidak tahu memasak rendang," katanya, Kamis (4/8).
Hal itu diungkapkannya menanggapi digelarnya Festival Soto, Sate dan Rendang yang dibuka Rabu (3/8) lalu di Padang. Menurut dia, beberapa upaya dan kegiatan yang dilakukan oleh berbagai lembaga dan pemerintah untuk memasyarakatkan rendang tersebut memang telah cukup baik. Akan tetapi bila sasarannya tidak optimal tentu menjadi suatu hal yang sia-sia.\
Dalam hal ini sasaran yang optimal untuk kegiatan seperti festival Merandang, atau saat ini Festival Soto, Sate dan Rendang yakninya generasi muda. "Generasi muda sebagai pemegang tongkat estafet kebudayaan Minang berikutnya, termasuk rendangnya, itu upaya yang harus diperkuat," ujarnya.
Persoalannya saat ini tambahnya, banyak anak muda asli Minangkabau tidak bisa memasak masakan khas budayanya, khususnya rendang. Sekalipun ada sebagian besar sudah ditemukan lagi cita rasa khas dari rendang tersebut.
Menurutnya perkembangan zaman saat ini telah memengaruhi kecintaan terhadap budaya sendiri diganti dengan kebiasaan adopsi. "Untuk itu sudah saatnya generasi tua memberikan tongkat eatafet pada generasi muda," kata dia.
Pergelaran festival tersebut dimaksudkan mengingatkan sekaligus mengajarkan generasi muda secara terbuka proses membuat rendang. Dengan harapan sebagian besar generasi muda di Padang datang dan mengunjungi festival tersebut.
Senada dengan hal itu pengamat budaya, Gusti Asnan berharap rendang jadi komoditas andalan Minangkabau di masa depan.
Dalam hal ini pemerintah harus sekuat tenaga mempertahankan paten kuliner yang dikenal terlezat di dunia tersebut.
Sebab baik sejarah dan kebudayaan, rendang telah mewakili kebiasaan masyarakat Minangkabau.