REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Direktur Bisnis Bank Jateng Pujiono mengatakan kredit macet atau rasio nonperforming loan" (NPL) Bank Jateng hingga saat ini mencapai 1,4 persen.
"NPL 1,4 persen ini untuk total kredit. Jadi masih sangat sehat," katanya di Semarang, Kamis (4/8).
Untuk diketahui, bank dikatakan sehat apabila NPL masih di bawah lima persen. Meski demikian, diakuinya khusus untuk kredit UMKM NPL masih di atas tiga persen. Terkait hal itu, pihaknya melakukan beberapa upaya agar angka NPL khusus untuk UMKM dapat ditekan. "Beberapa upaya yang kami lakukan di antaranya monitoring dan melakukan pembinaan kepada nasabah," katanya.
Selain itu, pihaknya menerjunkan beberapa petugas di lapangan. Pada kegiatan tersebut, para petugas melakukan pendampingan secara langsung ke pelaku UMKM. "Pendampingan ini diutamakan untuk pelaku UMKM yang mulai kesulitan dalam menjalankan usahanya. Tujuannya adalah agar mereka segera bangkit dari permasalahan yang dialami oleh nasabah," katanya. Dengan langkah pendampingan tersebut diharapkan NPL tidak kembali mengalami kenaikan.
Sebelumnya, untuk memenuhi regulasi di Peraturan Bank Indonesia nomor 14 tahun 2012 yaitu bank-bank yang masuk BUKU (Bank Umum Kegiatan Usaha) II per 2018, portofolio produktif harus 60 persen, pihaknya akan meningkatkan ekspansi kredit. "Ke depan difokuskan ke sektor UMKM atau produktif. Oleh karena itu, kami tetap melakukan upaya-upaya untuk memastikan sektor UMKM yang dibiayai ini lebih disiplin dalam memenuhi kewajiban kredit," katanya