Kamis 04 Aug 2016 19:28 WIB

Whisnu Siap Gantikan Posisi Risma Pimpin Kota Surabaya

Pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya periode 2016-2021 Tri Rismaharini (kiri) dan Whisnu Sakti Buana (kanan)
Foto: Antara/Zabur Karuru
Pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya periode 2016-2021 Tri Rismaharini (kiri) dan Whisnu Sakti Buana (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana menyatakan siap diperintah partai untuk menggantikan posisi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memimpin Kota Pahlawan jika nantinya Risma jadi maju di Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Siap tidak siap harus siap karena kaderisasi di PDI Perjuangan itu jelas. Bahwa kepemimpinan di Surabaya selalu dipegang PDIP mulai dari Pak Bambang terus sekarang Ibu Risma dan berikutnya juga sudah siap," kata Whisnu yang juga Ketua DPC PDIP Surabaya saat ditemui wartawan usai rapat paripurna di DPRD Surabaya, Kamis (4/8).

Whisnu mengaku saat ini sedang belajar memimpin Kota Surabaya. Ia mengaku dirinya belajar banyak dari bagaimana mengelola dan memimpin Surabaya dengan baik dari Wali Kota Tri Rismaharini.

Kesanggupan Whisnu dalam memimpin Kota Surabaya dikuatkan dengan pernyataannya yang siap melanjutkan program serta visi misi yang sudah ada sekarang yaitu sesuai dengan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang sudah ada.

"Program yang ada dilanjutkan sesuai RPJMD dan visi misi," katanya.

Dalam kesempatan itu, mantan Wakil Ketua DPRD Surabaya ini mengatakan sesuai undang-undang yang baru, pejabat publik yang ingin maju dalam Pilkada cukup mengajukan izin cuti.

"Tapi kalau saya ditanya gugatan Ahok soal UU Pilkada yang baru, saya tidak mau menjawab karena itu masalah Jakarta. Sedangkan tugas saya di Surabaya," katanya.

Sementara itu, soal adanya kabar bahwa Tri Rismaharini sudah pamitan dengan mengucapkan permohonan maaf dihadapan warga saat memberikan sambutan sekaligus mencanangkan kampung Keluarga Berencana (KB) di Balai RW XII Kelurahan Sidotopo, Kamis ini, Whisnu mengatakan bahwa itu hanya permintaan maaf di bulan Syawal.

Ia meminta agar pernyataan Wali Kota Surabaya tersebut tidak dipolitisir. Sebab permintaan maaf merupakan sesuatu hal yang biasa. "Minta maaf kan wajar karena pada dasarnya setiap orang pasti punya salah," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement