REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurangnya agunan dan sejarah kredit membuat jutaan UMKM masih kesulitan menerim bantuan.
Hal ini diungkapkan oleh Reynold Wijaya selaku CEO dan Co-Founder Modalku yang percaya bahwa mendukung UMKM sama dengan memperkuat perekonomian Indonesia.
"Kemitraan kami dengan Bank Sinarmas akan membantu terus memberdayakan UMKM di seluruh Indonesia dengan cara yang paling cepat dan paling efisien sambil menyediakan produk alternatif investasi yang menarik dan dapat diandalkan bagi pemberi pinjaman. Kami juga akan meningkatkan user experience bagi peminjam dan pemberi pinjaman, serta mematuhi regulasi fintech yang segera datang ke Indonesia," kata dia dalam keterangan yang diterima Republika.co.id Kamis (4/8).
Hanya dalam waktu enam bulan, Modalku telah memfasilitasi pinjaman jangka pendek dengan jumlah mendekati Rp 10 miliar kepada UMKM Indonesia, sekaligus memberi kesempatan bagi para pemberi pinjaman Modalku mendapatkan pengembalian.
Sampai saat ini, Modalku mempertahankan rekor pembayaran 100 persen sempurna dan tingkat kredit macet 0 persen. Bagi pelaku bisnis online, Modalku dapat menyetujui pinjaman dalam waktu 24 jam. Modalku dan Bank Sinarmas berencana untuk mengembangkan kemitraan ini dalam jangka panjang.
Iwan Kurniawan, COO dan Co-Founder Modalku menambahkan, "Harapan kami adalah menciptakan dunia keuangan yang inklusif di Indonesia. Tujuan tersebut bukanlah misi jangka pendek, namun kerja sama dan pendanaan awal yang telah diberikan Bank Sinarmas kepada Modalku merupakan awal yang menjanjikan."
Modalku juga telah mengumpulkan pendanaan seri A mendekati Rp 100 miliar dari perusahaan modal ventura level global Sequoia Capital, jumlah terbesar yang dikumpulkan oleh platform pinjam meminjam langsung di Asia Tenggara. Portofolio Kredit Mikro BSIM telah menargetkan penyaluran kredit sebesar Rp 1,8 triliun sepanjang 2016.
Hingga April lalu, pemberian kredit oleh Perseroan di sektor UMKM telah mencapai Rp 1,25 triliun. BSIM sudah pula memiliki 166 titik mikro yang tersebar di beberapa kota-kota di Indonesia, seperti Makassar, Bengkulu, Lampung, Bogor, Solo, Cirebon, Indramayu, Tegal, Cilacap, Pekalongan, Magelang, Purwokerto, Semarang, Kudus, Demak, Kediri dan Gresik.