REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo mengatakan, pertemuan trilateral antara tiga Menteri Pertahanan di Bali masih harus ditindak lanjuti. Terutama untuk wacana operasi bersama di darat yang harus diperdalam.
Sebab, menurut Gatot, kesepakatan patroli bersama tidak hanya bisa dilakukan hanya kesepakatan di atas kertas. Karena itu hanya berada di tataran elit. Jika memang ada patroli bersama baik di laut maupun di darat, perlu ada kesepakatan untuk membahas SOP bersama.
"Apa yang disampaikan di Bali adalah hal yang positif. Tetapi untuk operasional harus ada tindak lanjut pembuatan SOP antar ketiga panglima angkatan bersenjata," ujar Gatot saat ditemui di Kantor Menkopolhukam, Kamis (4/8).
Gatot mengatakan, SOP tersebut kemudian bisa menjadi pedoman dan guideline ketiga negara untuk bisa melakukan implementasi operasi. Namun, Gatot sendiri belum tahu kapan pastinya pertemuan untuk membahas SOP tersebut akan dilaksanakan.
Menurutnya, pelaksanaan operasi bersama di darat tak bisa dilakukan hanya dengan kesepakatan antara pemimpin negara. Filipina mempunyai sistem parlementer, di mana kebijakan pemerintah juga baru bisa dilakukan ketika parlemen menyetujui hal itu.
Sama halnya dengan Indonesia, Filipina juga perlu membahas sebuah kebijakan dengan banyak pertimbangan dan kesepakatan bersama. "Obrolan kemarin di Bali kemudian harus diratifikasi oleh sistem parlemen di sana. Baik itu Filipina, Malaysia, dan juga kita," tambah Gatot.
Ia berharap akan ada kesepakatan yang lebih rigid dan segera agar implementasi patroli bersama dan kesepakatan bersama menjaga daerah maritim bisa terwujud. Ia berharap agar ketiga negara bisa saling bekerja sama.