REPUBLIKA.CO.ID, EDINBURGH -- Secara resmi pemerintah Skotlandia menyatakan telah mendiagnosa virus zika di negara tersebut. Meski begitu, berapa jumlah pengidap virus yang sudah ditemukan itu masih dirahasiakan.
Di Amerika Serikat virus ini memicu peringatan kesehatan. Selain itu lebih dari 50 orang di Inggris telah dirawat karena infeksi, yang berhubungan dengan cacat lahir yang disebut mikrosefalia.
Meski di dua negara tersebut memberikat peringatan, Pemerintah Skotlandia menyatakan jumlah yang ada tidak menimbulkan risiko kesehatan pada masyarakat. Sementara wanita hamil disarankan untuk menunda perjalanan yang tidak penting ke tempat dengan penyebaran virus tersebut. NHS menekankan untuk kebanyakan orang itu adalah infeksi yang sangat ringan dan tidak berbahaya.
"Nyamuk yang menyebar virus tersebut tidak ditemukan di Inggris, dan dalam hal apapun tidak akan mampu membangun di Skotlandia karena iklim kita. Zika tidak dapat menyebar lewat orang ke orang atau kontak udara," ujar juru bicara Pemerintah Skotlandi dikutip dari Independent, Jumat (5/8).
Juru bicara tersebut juga mengatakan jik sudah memberikan peringatan dini bagi kelompok yang memiliki risiko dan cara melindungi diri dengan memanfaatkan Health Protection Scotland. Pemerintah pun terus melakukan pemantauan seputar virus zika.
Sejak epidemi zika dimulai pada 2015, hampir 5.000 kasus mikrosefalia telah tercatat di seluruhnya. Sejak 1 Februari 2016, World Health Organisation menyatakan epidemi tersebut menjadi darurat kesehatan masyarakat internasional.