REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat pertahanan Korea Selatan dan Jepang pada Kamis (4/8) mengecam peluncuran rudal Korea Utara baru-baru ini sebagai tindakan provokatif. Tindakan Korut tersebut menimbulkan ancaman serius terhadao perdamaian dan stabilitas.
Pernyataan itu dikeluarkan oleh Pentagon setelah konferensi pejabat pertahanan tiga negara. Pada Rabu (3/8), Korut meluncurkan rudal balistik mendarat di atau dekat perairan yang dikendalikan Jepang. Ini merupakan yang terbaru dalam serangkaian peluncuran oleh negara terisolasi tersebut.
Peluncuran terbaru mengikuti kesepakatan bulan lalu antara Korsel dan AS untuk memasang sistem anti rudal canggih Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) di Korsel. Korut mengancam 'respons fisik' terhadap keputusan tersebut.
Korut berada di bawah sanksi terbaru Dewan Keamanan PBB pada Meret, setelah uji coba keempat nuklir Januari dan peluncuran roket jaraj jauh pada bulan berikutnya.
Ketegangan telah tinggi di semenanjung Korea sejak uji coba nuklir Januari. Kedua negara Korea secara teknis masih berperang di bawah gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea 1950-1953.